Harapan tertinggi adalah siapapun terpilih harus ingat identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari. Bangsa bahari tidak merusak lautnya dengan proyek ekstraktif dan eksploitatif di pesisir dan pulau-pulau kecil," kata Susan Herawati di Jakarta,
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Susan Herawati Romica mengingatkan bahwa siapapun yang akan terpilih menjadi Presiden RI agar selalu mengingat identitas Indonesia sebagai bangsa bahari.
"Harapan tertinggi adalah siapapun terpilih harus ingat identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari. Bangsa bahari tidak merusak lautnya dengan proyek ekstraktif dan eksploitatif di pesisir dan pulau-pulau kecil," kata Susan Herawati di Jakarta, Rabu.
Susan menegaskan bahwa siapapun yang terpilih baik di eksekutif maupun legislatif juga harus memastikan nasib nelayan menjadi lebih baik ke depannya.
"Siapapun yang terpiliih memegang amanah rakyat, termasuk nelayan, jadi harus bekerja keras untuk kesejahteraan nelayan dan memastikan nasib nelayan tidak tergusur dari ruang hidupnya," ucapnya.
Di tempat terpisah, pengamat sektor kelautan dan perikanan Moh Abdi Suhufan menyatakan bahwa jangkauan Aplikasi Laut Nusantara yang bisa membantu nelayan untuk melaut perlu diperluas agar kerja sama itu betul-betul mengena ke nelayan hingga ke daerah terpelosok negeri ini.
"Belum bisa dikatakan efektif sebab masih skala uji coba dengan jangkauan nelayan yang masih sedikit. Perlu program yang skalanya lebih masif, murah, friendly dan tidak memberatkan nelayan. Apalagi jangkauannya terbatas dan masih blank spot. Kerja sama perlu diperluas dengan service provider lain," kata Abdi Suhufan.
Menurut dia, sebenarnya yang paling penting saat ini terkait penyebaran aplikasi itu adalah melakukan pendataan armada kapal ikan skala kecil yang 96 persen dari total armada tangkap ikan saat ini.
Selain itu, Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) itu juga menyatakan bahwa target pengguna juga mesti spesifik untuk kelompok nelayan dengan ukuran kapal berapa besar, dikaitkan dengan skala peta pada aplikasi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama XL Axiata telah meluncurkan Aplikasi Laut Nusantara yang bermanfaat bagi nelayan untuk mengetahui wilayah tangkapan, informasi sebaran ikan di pelabuhan, hingga kondisi cuaca di laut.
"Indonesia memiliki kekayaan ikan di laut yang luar biasa dan ini membutuhkan teknologi yang bisa digunakan nelayan untuk mengoptimalkan tangkapan," kata Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Syarief Widjaja.
Menurut Syarief, sebagai negara maritim yang luas dan memiliki potensi ikan tangkap laut yang melimpah sudah seharusnya nelayan memiliki kemampuan dan mengetahui keberadaan dan posisi ikan di laut.
Syarief berpendapat bahwa dengan aplikasi ini, ada transformasi budaya nelayan yang semula hanya menggunakan perindraan tapi menggunakan kecanggihan teknologi. "Nelayan Indonesia sebenarnya paham teknologi, jadi adanya aplikasi ini tidak akan menyulitkan mereka tapi justru memudahkan menangkap ikan," katanya.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019