Brisbane (ANTARA News) - Penganiayaan dan kemalangan yang dialami seseorang di masa kanak-kanak memberikan kontribusi besar pada kemiskinan hidup yang dialaminya di saat dewasa, kata seorang peneliti Universitas Monash Australia. Korelasi erat antara pengalaman buruk masa kanak-kanak dan kemiskinan itu diungkapkan Direktur Pusat Nasional Riset Pencegahan Penganiayaan Anak (NRCPCA) Universitas Monash, Prof.Chris Goddard, berdasarkan hasil riset terbaru pihaknya. Hasil penelitian yang telah dipublikasikan di Jurnal Internasional "Child Abuse Review" itu, katanya, mendapati pengalaman buruk dan kemalangan di masa kanak-kanak berhubungan erat dengan fungsi keluarga, seperti penganiayaan terhadap anak, kekerasan keluarga, kehidupan keluarga yang porak-poranda serta anak-anak lari dari rumah di usia belia mereka. Menurut Prof. Goddard, semua pengalaman buruk tersebut memberikan sumbangan besar terhadap terjadinya kemiskinan sebagaimana dialami sekelompok orang yang hidupnya miskin di usia dewasanya. Dari hasil kajian yang menggunakan metode wawancara berkedalaman dengan para respondennya, terungkap bahwa akumulasi kemalangan hidup di masa kanak-kanak tidak hanya membawa masalah kesehatan fisik dan kejiwaan, tetapi juga memengaruhi kemampuan orang bersangkutan untuk bisa mencapai sukses dalam mengikuti sistem pendidikan dan lapangan kerja. Akibatnya, mereka yang mengalami kemalangan dan hal-hal buruk lainnya semasa kanak-kanaknya menghadapi persoalan dalam kemampuan fisik, kejiwaan dan ekonominya di dalam kehidupan mereka kelak, katanya. Sementara itu, Peneliti senior NRCPCA, Dr. John Frederick, berpendapat untuk membantu mereka yang mengalami masa kanak-kanak yang suram sehingga terhindar dari kemungkinan masuk ke dalam jurang kemiskinan, instansi terkait, seperti lembaga pelayanan perlindungan anak, perlu memberikan dukungan kepada mereka secara efektif sejak dini. Intervensi yang efektif semacam itu merupakan modal terbaik bagi mereka, katanya. Di Australia, dari sekitar 20,2 juta jiwa penduduk, sebanyak dua juta jiwa di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan, dengan pendapatan yang kurang dari separuh pendapatan rata-rata. (*)
Copyright © ANTARA 2007