Kupang (ANTARA) - Ratusan warga di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Timor Leste antusias mengikuti Pemilu 2019.

Dominggus Nahak warga desa Silawan yang ditemui Antara di desa itu, usai melaksanakan pencoblosan Rabu (17/4) mengaku sangat puas karena akhirnya bisa mencoblos juga.

"Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Tadi saya datang pukul 07.00 WITA namun karena belum mulai, jadi saya pulang dulu, baru datang lagi untuk mencoblos," kata Dominggus.

Ia mengaku bahwa warga di desanya memang ingin cepat-cepat merayakan pesta demokrasi lima tahunan itu.

Hal itu karena menurutnya situasi politik yang terjadi selama beberapa bulan terakhir ini memang sangat meresahkan.

"Munculnya hoaks memang meresahkan kami, di wilayah perbatasan ini. Oleh karena itu saya hari ini senang karena sudah bisa mencoblos," tambah dia.

Namun kata dia, pemilu serentak tahun ini memang agak menyulitkan mereka karena lima kertas suara membuat mereka membutuhkan waktu agak lama untuk mencoblos.

"Biasanya tidak sampai dua menit untuk mencoblos. Tetapi kali ini butuh waktu lebih dari dua menit untuk bisa mencoblos dan melipat kembali surat suara yang sudah dicoblos," tambah dia.

Hal yang sama juga diakui oleh Anita, seorang ibu yang ditemui di TPS 09 di Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.

Ditemui saat sedang menunggu namanya dipanggil untuk proses pencoblosan, Anita mengaku sangat antusias menunggu waktunya untuk mencoblos.

Terkait harapan untuk hasil Pilpres, kata dia, berharap mempunyai presiden yang bisa terus memperhatikan warga di perbatasan Indonesia Timor Leste itu.

Baca juga: Warga perbatasan Indonesia-Malaysia tak lagi golput
Baca juga: Ratusan personel disiagakan amankan Pemilu di perbatasan

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019