Jakarta (ANTARA News) - Investasi portofolio (saham dan obligasi) diperkirakan masih terus tumbuh pada 2008, karena berinvestasi di Indonesia dinilai memberikan keuntungan yang cukup menjanjikan, kata Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Kahlil Rowter. "Kami perkirakan dana asing saat ini mengalami kelebihan likuiditas dan tetap mengincar negara-negara `emerging market` (pasar berkembang) termasuk Indonesia. Saat ini dana asing yang diinvestasikan (saham dan obligasi) di Indonesia sekitar Rp68 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa. Dia memperkirakan, dana asing yang gentayangan sekitar Rp400 triliun dan saat ini dana yang mengalir ke Indonesia sekitar 17 persennya. "Jadi, sebenarnya masih banyak dana asing yang gentayangan, mereka mau taruh di mana lagi selain `emerging market`," ujarnya. "Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6 persen, sebenarnya ada pertumbuhan yang lebih besar lagi pada investasi saham di BEJ. Selain itu investor asing juga masih tetap memburu obligasi negara (SUN)," katanya. Sementara itu Kahlil memperkirakan pasokan obligasi baik korporat maupun SUN akan bersaing ketat. Misalnya untuk tahun depan diperkirakan pemerintah akan menerbitkan SUN sekitar Rp60 triliun. Kemudian pasokan obligasi korporatjuga akan tumbuh. Saat ini saja pasokan obligasi korporat sudah mencapai sekitar Rp20 sampai Rp25 triliun. Menurut dia, meski pasokan obligasi terus meningkat, hal itu akan dapat diserap pasar karena permintaan (demand) juga meningkat. Selain industri reksadana dan dana pensiun, industri perbankan juga akan terus meningkatkan permintaannya pada obligasi. "Apalagi, saat ini ada wacana pihak perbankan diperbolehkan memasukan obligasi dalam perhitungan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR), atau dengan kata lain obligasi bisa disamakan dengan penyaluran kredit. Kalau ini terwujud maka permintaan akan obligasi juga akan terus tumbuh," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007