Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa surplus anggaran hingga 31 Oktober 2007 mencapai Rp17,6 triliun. Menurut Menkeu, dalam rapat kerja dengan Panitia Ad Hoc (PAH) DPD di Jakarta, Selasa, suplus anggaran itu berasal dari penerimaan negara periode Januari-Oktober 2007 mencapai Rp524,3 triliun atau 75,5 persen dari target Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) dikurangi belanja negara Rp506,6 triliun atau 67,3 persen dari APBN-P. "Penerimaan pajak sudah mencapai 76,8 persen dari target, sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai 73,5 persen dari target," kata Menkeu. Ditambahkannya, untuk belanja negara, belanja pemerintah pusat hingga 31 Oktober mencapai Rp310,1 triliun (62,3 persen dari APBN-P) sedangkan belanja ke daerah Rp196,5 triliun (77,3 persen APBN-P). Selain itu, katanya, pihaknya masih mencatat surplus pembiayaan senilai Rp38,8 triliun denganrealisasi pembiayaan netto Rp21,1 triliun.Sri Mulyani juga mengungkapkan, inflasi 2007 diperkirakan akan mencapai 6,5 persen dengan pertumbuhan ekonomi 6,3 persen. Sementara itu, katanya, untuk nilai tukar rupiah rata-rata Rp9.125 per dolar AS, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan 7,95 persen, dan "lifting" minyak 910.000 barel per hari. Sedangkan, menurut dia, cadangan devisa diperkirakan mencapai 56,6 miliar dolar As dengan transaksi perdagangan ekspor 118,6 miliar dolar As dan impor 85,6 miliar dolar AS. Menkeu juga mengatakan, pertumbuhan ekonomijuga akan didorong oleh pertumbuhan ekspor sekitar delapan persen, konsumsi rumah tangga lima persen dan investasi 10 persen. Dalam APBN-P 2007 pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, inflasi 6,0 persen, nilai tukar Rp9.050 per dolar AS, SBI tiga bulan delapan persen, harga minyak 60 dolar AS per barel dan "lifting" minyak 950.000 barel per hari. Dengan demikian, lanjut Sri Mulyani, defisit anggaran diperkirakan akan tetap 1,5 persen atau Rp58 triliun dengan penerimaan negara Rp722,1 triliun atau naik Rp28 triliun dari APBN-P dan belanja negara Rp780,3 triliun atau naik Rp27,9 triliun dari APBN-P. Untuk penerimaan negara, dari pajak diperkirakan naik Rp6,1 triliun dari APBN-P menjadi Rp498,1 triliun dan PNBP naik Rp1,9 triliun menjadi Rp220,2 triliun, katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007