Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Selasa sore merosot tajam hampir mendekati Rp9.200 per dolar AS, yakni menjadi Rp9.180/9.185 per dolar AS dari sebelumnya Rp9.167/9.170 per dolar AS, karena pelaku pasar memburu mata uang asing itu.
Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova di Jakarta, Selasa, mengatakan, rupiah diperkirakan akan bisa menembus level Rp9.200 per dolar AS apabila kondisi seperti masih berlanjut.
"Melemahnya rupiah terutama disebabkan pelaku pasar ragu-ragu untuk membeli rupiah, akibat gejolak harga minyak mentah dunia yang diperkirakan akan bisa mencapai di atas level 110 dolar AS," katanya.
Rupiah, lanjut dia, kalau dilihat dari posisinya sebenarnya sangat menguntungkan dan berpeluang untuk kembali menguat, namun hal itu tidak terjadi karena besarnya tekanan negatif pasar.
Apalagi pelaku lokal lebih cenderung memegang dolar AS ketimbang rupiah mengakibatkan mata uang lokal makin tertekan, ucapnya.
Menurut dia, aktifnya investor asing menempatkan dananya di dalam negeri dan rencana bank sentral AS (The Federal Reserve) akan kembali menurunkan suku bunganya lagi seharusnya memberikan sentimen positif pasar.
"Namun kedua faktor itu kurang mendukung pergerakan rupiah bahkan cenderung melemah," ucapnya.
Ia mengatakan, Bank Indonesia (BI) diharapkan segera masuk pasar dengan melepas dolar AS, sehingga tekanan itu akan berkurang dan rupiah bisa bergerak naik.
Sementara itu, dolar AS terhadap yen naik 0,2 persen menjadi 109,70 dari sebelumnya 109,12 yen dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,4535 yang sebelumnya sempat berada di level 1,4753.
"Kenaikan dolar AS terhadap yen dan euro karena pelaku melepas kedua mata uang itu untuk mencari untung, sehingga mata uang asing itu menguat," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007