Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia di perdagangan Asia, Selasa, turun lagi mendekati 94 dolar per barel menjelang pertemuan kartel minyak OPEC akhir pekan ini. Dalam perdagangan pagi, kontrak minyak New York, light sweet untuk pengiriman Desember, turun 45 sen menjadi 94,17 dolar per barel setelah sempat turun 1,7 dolar di perdagangan New York, Senin malam. Minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Desember juga turun 50 sen menjadi 91,48 dolar per barel setelah sebelumnya turun 1,20 dolar di London. Harga minyak turun dari rekor kenaikan harga hingga mencatat rekor tertinggi Rabu pekan lalu, sebesar 98,62 dolar di New York dan 95,19 dolar di London. "Apa yang menjadi pendorong kenaikan harga adalah faktor spekulasi," kata Steve Rowles, analis dari CFC Seymour di Hongkong, kepada AFP. Ketika dana-dana spekulasi bergerak ke produk lainnya, harga minyak seharusnya turun lagi, dengan tekanan juga datang dari aksi jual menjelang kontrak minyak bulan Desember yang habis masa berlakunya pada Jumat ini, kata Rowles. Ia menambahkan bahwa kekhawatiran atas melemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) juga memperberat pasar. Para peneliti dari Societe Generale mengatakan, ada tanda-tanda konflik dari para menteri di Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menjelang pertemuan di Riyadh, akhir pekan ini. Para menteri dari Saudi Arabia dan Kuwait, Minggu mengatakan bahwa OPEC akan mempertimbangkan kemungkinan kenaikan produksi jika dibutuhkan. Namun Menteri Perminyakan Saudi Arabia, Ali-al-Nuaimi dalam wawancara dengan harian ekonomi Financial Times menyatakan bahwa OPEC belum akan membahas soal kenaikan produksi minyak sebagai jawaban atas kenaikan harga, dalam pertemuan kartel minyak itu pekan ini. Ali al-Nuaimi kepada Financial Times, Selasa, mengatakan bahwa "tentu saja tidak akan ada pembicaraan" pasokan minyak dalam jangka pendek pada KTT OPEC 17-18 November di Riyadh, yang dihadiri oleh para kepala negara atau menteri perminyakan OPEC. Ia mengatakan, KTT tersebut akan memfokuskan pada pembahasan strategi jangka panjang. Ditambahkan, OPEC terus mengawasi pasar secara hati-hati, dan menyatakan bahwa Saudi Arabia akan "melihat semua informasi yang berharga". Ia membuka kemungkinan soal kenaikan produksi itu baru dibahas pada pertemuan OPEC berikutnya di Abu Dhabi, 5 Desember mendatang. Namun Nuaimi mengingatkan bahwa keputusan kenaikan produksi pada pertemuan di Abu Dhabi masih "prematur", mengingat OPEC tidak dapat melakukan tindakan apapun terhadap harga minyak saat ini. "Kami tidak ingin melihat adanya kemunduran pembangunan di dunia akibat kenaikan harga energi," katanya. Harga minyak, Senin kemarin, turun setelah Nuaimi berbicara kepada pers saat berkunjung ke Kuwait bahwa OPEC akan membahas isu kenaikan produksi saat pertemuan, tanpa merinci pertemuan yang dimana, apakah KTT OPEC di Riyadh akhir pekan ini atau pertemuan di Abu Dhabi bulan depan. (*)
Copyright © ANTARA 2007