Jayapura (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Papua mendampingi seorang petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dari TPS 57 di Kelurahan Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Selasa malam melapor ke aparat kepolisian setempat terkait pengancaman.

Koordinator Divisi Humas Bawaslu Provinsi Papua Ronald Manoach usai melapor peristiwa tersebut di Markas Polres Jayapura Kota, Selasa tengah malam mengatakan seorang petugas KPPS itu bernama Merti.

"Pak Merti sampaikan kepada kami bahwa dia pada sore tadi sekitar pukul 16.00 WIT, diancam oleh tiga orang warga yang salah satunya membawa alat tajam," katanya.

Ketiga oknum warga tersebut, kata dia, meminta kepada Pak Merti, anggota KPPS di TPS 57 agar menyerahkan formulir model C6-KPU yang belum terdistribusi kepada mereka.

"Pak Merti sampaikan bahwa formulir tersebut tidak ada sehingga tidak bisa diberikan. Tapi hal ini langsung direspon dengan nada marah dan merobek kertas DPT yang ada di dinding rumah," katanya.

Lebih lanjut, Ronald mengemukakan, selain itu ketiganya melontarkan nada ancaman yang membuat Pak Merti dan istrinya menjadi ketakutan, sehingga memutuskan untuk undur diri sebagai anggota KPPPS.

"Mereka sampaikan akan datang kembali lagi untuk ambil formulir C6-KPU. Jika tidak ada, Pak Merti tidak boleh menjadi anggota KPPS dimana saja," kata Ronald.

Sementara itu, Merti ketika dikonfirmasi membenarkan jika dirinya diancam oleh tiga oknum warga yang salah satunya berperawakan tinggi dan berewok.

"Mereka bertiga ini datang menggunakan motor, satu jenis bebek dan satu jenis motor laki-laki. Ada yang menyelip alat tajam panjang di bagian belakang," katanya.

"Mereka menginginkan C6-KPU, jika tidak mereka akan kembali dan mengancam saya bersama keluarga. Sehingga saya memutuskan untuk undur diri sebagai keanggotaan KPPS di TPS 57 belakang Hotel Sahid Entrop," katanya.

Merti mengaku ancaman yang sama seperti itu pernah terjadi beberapa waktu lalu pada saat pemilu gubernur.

"Ini sebenarnya ancaman bukan pertama kali saya alami. Pernah pemilu lalu, oknum warga datang sambil menggengam senjata, saya tidak bisa pastikan itu asli atau bukan, tapi membuat kami takut," katanya.

Baca juga: Menko Polhukam minta aparat netralisir ancaman jelang Pemilu 2019
Baca juga: Komisioner Bawaslu Tanjungpinang diintimidasi
Baca juga: Kapolda Jateng: Jangan meremehkan ancaman gangguan pemilu

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019