Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S. Goeltom, mengatakan bahwa anggaran operasional BI diperkirakan surplus senilai Rp18,980 triliun pada 2007. Dalam rapat kerja dengan Komisi XI (Bidang Keuangan dan Perbankan) DPR RI di Jakarta, Senin, ia mengemukakan, surplus tersebut diperoleh dari perkiraan penerimaan sebesar Rp22,949 triliun dan pengeluaran sebesar Rp3,969 triliun. "Penerimaan terutama diperoleh dari penerimaan pengelolaan devisa sebesar Rp18,723 triliun," katanya. Hal itu, menurut dia, karena meningkatnya volume cadangan devisa dan optimalisasi pengelolaan cadangan devisa. Sedangkan, ia mengemukakan, pos-pos pengeluaran yaitu pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan logistik dan pelaksanaan kegiatan pendukung. Sementara itu, Deputi Gubernur BI, Bun Bunan Hutapea, mengatakan bahwa sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 3 tahun 2004 tentang BI, maka surplus yang diperoleh BI akan dibagi untuk cadangan tujuan sebesar 30 persen, dan cadangan umum sebesar 10 persen, kemudian sisanya diserahkan kepada pemerintah. "Proses perhitungan surplus dilakukan oleh BI dan diaudit BPK. Hasil akhir dari BPK lah yang dijadikan dasar perhitungan bagi hasil surplus kepada pemerintah sesuai UU," katanya. Ia menambahkan, pada 2006 pihaknya menyetor ke pemerintah sebesar Rp13,7 triliun. "Dan, digunakan untuk mengangsur utang pemerintah ke BI," katanya. Ia juga menyatakan, surplus yang diperoleh dibebaskan dari pajak, karena BI bukanlah lembaga yang berorientasi keuntungan. "Sehingga, sudah sepantasnya BI tak menjadi objek pajak," katanya. Data realisasi total anggaran operasional hingga Agustus 2007, menurut Miranda, surplus senilai Rp13,666 triliun atau 7,676 persen dari anggaran tahunan BI. Realisasi surplus anggaran tersebut berasal dari realisasi penerimaan Rp16,011 triliun dan pengeluaran Rp2,345 triliun. Penerimaan terbesar BI berasal dari pengelolaan devisa hingga Agustus 2007 Rp12,919 triliun. Sedangkan, ia menambahkan, dari sisi realisasi pengeluaran hingga Agustus 2007 untuk pengelolaan SDM Rp1,577 triliun, pengelolaan logistik Rp447 miliar dan pelaksanaan kegiatan pendukung Rp297 miliar. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007