Bengkulu (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Bengkulu mengingatkan warganya, terutama yang bermukim di sekitar pantai, agar meningkatkan kewaspadaan terkait prediksi para ahli geologi Brazil mengenai kemungkinan terjadinya gempa besar di daerah itu pada 23 Desember mendatang."Kita minta warga selalu waspada dengan adanya peringatan itu, meskipun datangnya gempa hingga kini tidak bisa dipastikan," kata Sekretaris Provinsi Bengkulu Hamsyir Lair di Bengkulu, Senin.Menurut Hamsyir, paska gempa 7,9 SR pada 12 September lalu, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sudah dan terus mensosialisasikan agar warga waspada. Menurut dia, kewaspadaan perlu terus ditingkatkan, bukan hanya karena prediksi gempa besar pada 23 Desember itu, namun karena Bengkulu memang sangat rawan bencana terutama gempa dan tsunami. "Tanpa adanya peringatan dari pengamat Brazil pun kita harus waspada, karena memang gempa bumi di Bengkulu sewaktu-waktu bisa terjadi, dan hingga kini gempa susulan kan masih terus terjadi, walaupun kekuatannya relatif lebih kecil," ujarnya. Dalam upaya evakuasi penduduk, Hamsyir meminta pemerintah kabupaten/kota segera membuat satu jalur evakuasi khusus dari permukiman penduduk ke tempat-tempat pengungsian. "Pemerintah provinsi sendiri telah memprogramkan membangun jalur khusus itu pada 2008, namun dengan adanya peringatan dari para pengamat Brazil itu, kita minta kabupaten/kota melakukan langkah-langkah antisipasi di antaranya segera membuat jalur khusus dan menentukan titik-titik pengungsian," ujarnya. Bupati Muko Muko Ichwan Yunus mendapatkan surat yang isinya hasil pengamatan para pengamat gempa Brazil. Surat itu dikirim pengamat gempa Brazil ke Bakornas PB, dan oleh Bakornas dikirim ke Muko Muko. Muko Muko merupakan daerah paling rawan terkena dampak gempa dan tsunami, karena kondisi tanahnya sejajar dengan pantai. Untuk menghadapi kemungkinan gempa dasyat yang kemungkinan disusul tsunami itu, Pemkab Muko Muko telah menyiapkan 13 titik pengungsian yang dilengkapi berbagai sarana termasuk air bersih dan kakus.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007