Kita tidak ingin dibanjiri produk-produk impor tapi dia tidak standar, tidak tersertifikasi. Sehingga kita tidak dikibulin atau dibohongin produk luar yang katanya bagus tapi tidak sesuai standar,

Cibinong, Bogor (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membangun laboratorium bioproduk terintegrasi (Integrated Laboratory of Bioproducts/iLaB) pertama di Indonesia, yang berlokasi di kawasan Cibinong Science Center Botanical Garden (CSC-BG) LIPI, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Ini iLaB pertama di Indonesia karena terintegrasi empat proses pekerjaan terkait bioproduk jadi satu. Karakterisasi, produksi, metodologi, serta sertifikasi dan standarisasi," ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Prof Enny Sudarmonowati usai peletakan batu pertama di lokasi, Selasa.

Bioproduk yang dimaksud dalam iLaB ini yaitu material berbahan sumber daya hayati yang diproses menjadi produk baru. Sehingga mempunyai nilai tambah dan ekonomi, seperti biokomposit, biopestisida, papan serat, perekat alam ramah lingkungan, bioetanol, bioplastik dan lain-lain.

Bioproduk juga merupakan bahan hayati yang digunakan dalam keadaan hidup, misalnya enzim dan pupuk oganik. Kemudian juga bisa berupa produk inovatif seperti bilah turbin dan sepeda berbahan dasar kayu.

Paling tak kalah penting, sebut Enny bahwa iLaB ini nantinya menjadi alat ukur serfikasi dan standarisasi bioproduk yang datang dari negara luar, alias impor.

"Kita tidak ingin dibanjiri produk-produk impor tapi dia tidak standar, tidak tersertifikasi. Sehingga kita tidak dikibulin atau dibohongin produk luar yang katanya bagus tapi tidak sesuai standar," lanjutnya.

Ke depan iLaB ini, menurutnya bisa juga digunakan perusahaan swasta bioproduk untuk mengurus sertifikasi dan standarisasi produknya. Sehingga, jika dilihat secara global akan meningkatkan mutu bioproduk dalam negeri.

"Kalau yang sadar, industri pasti punya standarisasi, kalau tidak mereka tidak akan bisa bersaing dengan produk dari luar," tambahnya.

Setelah peletakan batu pertama pada Selasa, proyek pembangunan iLaB ini ditarget rampung dalam hitungan 181 hari kerja. Karena, bulan Januari 2020 iLaB ini ditarget harus sudah beroperasi.

Fasilitas iLaB terdiri dari dua gedung utama dengan luasnya 3.376 meter persegi. Perlengkapannya terdiri atas fasilitas peralatan proses, karakterisasi dan pengujian terkait dengan bioproduk dengan sistem terintegrasi.

Prof Enny menjelaskan bahwa sebelumnya belum ditemukan fasilitas sejenis ini di Indonesia, sehingga iLaB memiliki posisi yang sangat penting dan dapat berkontribusi secara nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) nasional dan sistem inovasi nasional.

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019