Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kredit perbankan pada 2008 tumbuh melebihi yang ditargetkan 22 persen. "Saya kira lebih tinggi dari target tahun ini. Tahun ini kan 22 persen, angka terakhir bulan Agustus dan angka sementara sampai minggu terakhir September sudah mendekati 23 persen, bahkan bisa lebih cepat lagi," kata Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah di Jakarta, belum lama ini. Menurut Halim, peningkatan pertumbuhan ini sejalan dengan perkiraan membaiknya kondisi makro ekonomi dan menguatnya kinerja perbankan nasional pada 2008. "Secara fundamental perbankan kita lebih kuat seperti kita lihat dalam kejadian subprime mortgage misalnya. Kita tak melihat dampak yang terlalu negatif karena mampu menyerap kerugiannya dengan menggunakan pendekataan pasar. Ini menunjukkan sistem berjalan. Ke depan ekonomi RI ekspansinya akan lebih cepat, kredit lebih tinggi," katanya. Mengenai kekhawatiran meningkatnya kredit bermasalah seiring pertumbuhan kredit. Halim mengatakan ketahanan perbankan saat ini lebih baik karena penerapan risk management dan good corporate governance (GCG) dan pengawasan dari bank sentral yang lebih ketat. "Membuat bank lebih tahan dari shock," katanya. Halim menambahkan, BI akan mengarahkan peningkatan kredit perbankan pada kredit-kredit yang berkualitas sehingga tidak mengganggu kesinambungan kerja perbankan nasional. Terkait program konsolidasi perbankan yang mendorong bank-bank untuk merger, Halim mengatakan aksi korporasi itu memang akan menurunkan ekspansi kredit, namun setelah merger bank itu akan lebih ekspansif menyalurkan kredit.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007