Tangerang (ANTARA) - Di balik inovasi yang Wardah hadirkan demi tetap menarik minat konsumen pada produk kosmetik halal, ada Research and Innovation Center yang memainkan peran penting, menurut Brand Manager Wardah Cosmetics, Shabrina Salsabilla.
"Strategi kami tetap yang pertama inovasi produk. Kami tahun lalu ada Research and Innovation Center, sebagai salah satu strategi kami untuk tetap bisa keep up dengan market dan tren yang cepat," kata Shabrina Salsabilla di sela kunjungan ke Research and Innovation Center, Tangerang, Senin (15/4).
Area gedung memiliki luasan 2304 m2. Di sana terdapat empat laboratorium utama sebagai lokasi pembuatan formula dan ujicoba produk yakni laboratorium powder untuk produk powder seperti compact powder, loose powder dan eye shadow.
Lalu, laboratorium semisolida, untuk produk semisolid seperti lipstik, blush on, concealer, lip balm dan eye liner.
Selanjutnya laboratorium emulsi untuk produk emulsi air dan minyak seperti krim malam dan pagi, bb cream, liquid foundation, lip cream dan maskara.
Terakhir, ada laboratorium liquid-surfaktan sebagai lokasi pembuatan formula dan ujicoba produk cair dan surfaktan seperti sampo, facial wash, micellar water, face mist, body mist dan EDT.
"Tempat kami bedakan karena semua produk punya kualifikasi tertentu. Alatnya juga berbeda-beda. Jadi kami bedakan per sediaan," ujar Direktur Research and Development, PT Paragon Technology & Innovation (yang menaungi Wardah), dr Sari Chairunissa, SpKK dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, ada juga empat laboratorium sebagai lokasi uji tambahan produk sebelum diluncurkan, mulai dari uji stabilitas fisik dalam kondisi normal dan ekstrem.
Lalu, uji efikasi untuk memastikan keamanan produk hingga pemeriksaan kadar aktif bahan baku dan bahan jadi.
Dia mengungkapkan, fasilitas Research & Innovation Center telah menjadi dapur bagi para peneliti dan staf ahli untuk menciptakan produk dalam waktu relatif singkat (speed to market), sehingga berdaya saing tinggi dan dapat memenuhi ekspektasi konsumen.
Ada sekitar 80 orang yang bernaung dalam tim Research & Innovation. Mereka rata-rata adalah kaum milenial yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, mulai dari farmasi hingga mikrobiologi dari berbagai perguruan tinggi.
Museum Wardah
Tak hanya laboratorium, di dalam gedung Research & Innovation Center juga terdapat museum Wardah. Museum ini memamerkan produk-produk Wardah sejak tahun 1995 hingga saat ini, mulai dari powder, lipstik hingga produk perawatan kulit dan rambut.
"Kemasan produk waktu itu lebih islami, tutup kemasan ada yang menyerupai kubah masjid, ada tambahan huruf hijaiyah," kata Shabrina.
Museum juga memuat berbagai produk yang saat ini menjadi andalan Wardah seperti rangkaian produk perawatan tubuh dan wajah seperti C-Defense Serum, sampo hingga kosmetika sehari-hari semisal lip cream, eye liner, bedak padat dan body mist.
"Best selling untuk decorative masih lip cream, two way cake, optimum eye liner. Lalu, lightening series. Masyarakat Indonesia lebih tertarik pada produk pencerah," tutur Shabrina.
Selain produk, di dalam museum juga dipamerkan seragam beauty adviser Wardah rancangan Barli Asmara di sana dan hadiah-hadiah untuk konsumen dari tahun ke tahun, salah satunya buku agenda harian.
Tak jauh dari gedung Research & Innovation Center, terdapat pabrik yang menjadi tempat produksi, pemeriksaan standar kualitas hingga pengemasan produk.
Ada lebih dari 10 ribu karyawan yang bekerja di pabrik yang sudah berdiri sejak tahun 1998 itu. Di sana mereka memproduksi 135 juta produk setiap tahunnya.
"Konsep halal kami terapkan pada seluruh area pabrik yang memproduksi berbagai lini produk kami, mulai dari makeup, perawatan wajah hingga perawatan rambut," kata Sari.
Baca juga: Tatjana Saphira paling tidak bisa ketinggalan lipstik
Baca juga: Mau tampil dinamis? Coba eye shadow bergradasi
Baca juga: Cara menjaga kesehatan bibir
Baca juga: Rahasia agar alas bedak terlihat alami
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019