Kediri (ANTARA News) - Peningkatan aktivitas Gunung Kelud selama dua hari terakhir telah mengakibatkan keluarnya abu panas dari danau kawah yang menyebar hingga radius 15 kilometer, Senin. Kasudid Pengawasan Gunungapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Agus Budianto, di Kediri, Jawa Timur, mengatakan fenomena itu sebagai hal wajar, mengingat saat ini telah terjadi pertumbuhan kubah lava yang muncul di tengah danau kawah. "Fenomena ini biasa terjadi di gunung api lain, seperti di Merapi (DIY) dan Karangetang (Sulut)," katanya di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Lebih lanjut dia menjelaskan abu yang berjatuhan di sekitar kawah, termasuk di areal PPGA Margomulyo dan sebagian wilayah Kecamatan Ngancar sangat tipis sebagai dampak dari terjadinya letusan freatik sejak Minggu (11/11) sore. "Abu ini merupakan bagian dari fragmen vulkanik yang tertekan ke atas bersama letusan uap air kawah (letusan freatik) sejak kemarin. Namun jatuhan abunya baru terasa sekarang karena terjadi perubahan arah angin dari utara ke barat," katanya. Oleh sebab itu, menurut Agus, warga yang berada di sekitar barat danau kawah seperti Desa Sugihwaras, Desa Sempu, dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Ngancar lainnya wajar merasakan hujan abu itu sejak pukul 08.30 WIB. Gunung Kelud kembali mengalami puncak krisis pada Minggu (11/11) sekitar pukul 15.15 WIB setelah seismograf merekam adanya gempa tremor vulkanik dengan amplituda di atas 36 milimeter (over scale), imbuhnya. Gempa tremor over scale ini juga pernah terjadi pada Sabtu (3/11) lalu untuk menandai kemunculan kubah lava setinggi 70 meter dengan garis tengah sekitar 150 meter di tengah danau kawah yang kemudian oleh PVMBG dinyatakan sebagai letusan effusif (perlahan-lahan). Sementara itu, kendati telah terjadi hujan abu, warga masyarakat di lereng Gunung Kelud tetap saja menjalankan aktivitas sehari-hari di kebun maupun di hutan. "Hujan abu ini masih sangat sedikit, sehingga tidak mengganggu pekerjaan kami," kata Sulasmi saat ditemui di kawasan Perkebunan Margomulyo. Hujan abu berlangsung sekitar satu jam mulai pukul 08.30 WIB. "Hanya kepyur-kepyur (samar) saja, tidak sampai tebal seperti saat Gunung Kelud meletus pada 1990 lalu. Makanya warga tenang-tenang saja," kata Doglas, petugas Posko Sugihwaras. (*)

Copyright © ANTARA 2007