Quito (ANTARA) - Upaya peretasan terhadap lembaga pemerintah Ekuador naik dua kali lipat sejak negara tersebut pekan lalu mencabut suaka pendiri WikiLeaks, Julian Assange, di kedutaan besarnya di London, kata seorang pejabat, Senin.
Wakil Menteri Telekomunikasi Patricio Real kepada Reuters mengatakan situs kepresidenan Ekuador, bank sentral, kementerian luar negeri dan lembaga lain mengalami 40 juta kali upaya peretasan setiap harinya. Kondisi itu terjadi sejak Assange diseret keluar dari Kedutaan Besar Ekuador pada Kamis pekan lalu oleh kepolisian London.
Baca juga: Polisi Inggris tangkap Julian Assange di Kedubes Ekuador
Assange mengungsi ke Kedubes Ekuador pada 2012 guna menghindari ekstradisi ke Swedia dalam penyelidikan pelecehan seksual.
Real tidak mengaitkan upaya peretasan dengan suatu kelompok tertentu. Menurutnya, sulit untuk mengidentifikasi para peretas. Namun, ia mengatakan kelompok peretas Anonymous, yang merasa bangga melancarkan serangan siber terhadap lembaga pemerintah AS dan Inggris, sudah melemparkan ancaman.
"Pada sore 11 April posisi kami dalam volume serangan siber, naik dari 51 ke 31 di seluruh dunia," kata Real.
Seusai penangkapan Assange, jaksa penuntut AS mengumumkan dakwaan terhadap Assange atas dugaan konspirasi dengan mantan analis intelijen Militer, Chelsea Manning, untuk dapat mengakses komputer pemerintah. Aksi itu menjadi bagian dari pembobolan terbesar informasi rahasia dalam sejarah AS.
Real mengatakan upaya peretasan tidak menyebabkan pencurian data pemerintah namun membuat para warga dan pekerja sulit mengakses akun di situs tersebut. Ia juga menuturkan bahwa negara Amerika Selatan itu akan menerima bantuan keamanan siber dari Israel.
Sumber: Reuters
Baca juga: Disebut "peretas" oleh presiden Ekuador, nasib bos WikiLeaks tak menentu
Baca juga: Presiden Ekuador: Assange manfaatkan kedutaannya untuk pengintaian
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019