Yogyakarta (ANTARA News) - Prediksi akan terjadi gempa besar di Bengkulu pada 23 Desember 2007 tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena secara ilmiah maupun dengan menggunakan alat deteksi secanggih apapun, tanggal kejadian gempa belum bisa diprediksi secara tepat. "Karena itu, masyarakat khususnya warga Bengkulu sebaiknya tetap tenang, meskipun prediksi tersebut telah menyebar luas," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, Tiar Prasetya, Senin. Sebelumnya diberitakan warga Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, resah sejak tersebar kabar tentang prediksi akan terjadi gempa besar dan tsunami pada 23 Desember 2007. Keresahan sempat menyebabkan berbagai aktivitas masyarakat terganggu. Kabarnya prediksi akan terjadi gempa besar di Bengkulu pada 23 Desember itu bersumber dari seorang peneliti gempa dari luar negeri, yang kemudian diterima dalam wujud surat oleh bupati Mukomuko melalui Departemen Luar Negeri RI. Terkait dengan prediksi tersebut, kata Tiar, seharusnya dicek ke Deplu, apa benar departemen ini yang meneruskan surat itu ke bupati Mukomuko. "Jangan-jangan ini hanya ulah oknum yang tidak bertanggungjawab yang mengatasnamakan Departemen Luar Negeri," katanya. Ia mengatakan Bengkulu memang termasuk daerah gempa, seperti gempa di Bengkulu yang terjadi 12 September lalu diperkirakan berpusat di salah satu titik hunjaman Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia, sehingga guncangan di wilayah terdekat terasa sekali, apalagi kedalaman sumber gempa hanya sekitar 10 km. Waktu itu BMG mencatat gempa tersebut berkekuatan 7,9 pada skala Richter (SR), dan terjadi sekitar pukul 18:10 WIB. Pusat gempa berada di dalam laut dengan kedalaman sekitar 10 km, dengan posisi 4,67 derajat Lintang Selatan (LS) - 101,13 derajat Bujur Timur (BT) atau 159 km baratdaya Bengkulu. (*)

Copyright © ANTARA 2007