"Tidak dapat dipungkiri dalam pesta demokrasi ada perbedaan pandangan dan pilihan. Namun, tentunya kita tidak berharap perbedaan pandangan dan perbedaan pilihan politik akan mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa," kata Panglima TNI dalam sambutannya pada acara doa bersama dengan tokoh lintas agama dalam mewujudkan Pemilu 2019 damai di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin malam.
Menurut dia, perbedaan pandangan dan pilihan politik dalam Pemilu 2019 juga jangan mengorbankan eksistensi NKRI yang sudah diperjuangkan selama ratusan tahun oleh pendahulu bangsa.
"Pada tanggal 17 April, tinggal 2 hari lagi. Untuk itu, pada malam hari ini kita berkumpul di sini, para tokoh lintas agama dan prajurit TNI bersatu dan berdoa bersama memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk memberikan kekuatan dan keteguhan kepada TNI dalam menjaga dan mengamankan NKRI dalam pelaksanaan Pemilu 2019," kata Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Doa bersama ini juga untuk memohon agar pemilu serentak bisa berlangsung dengan aman damai lancar dan sukses.
"Kita juga bermunajat agar pemilu ini melahirkan pemimpin-pemimpin dan wakil rakyat, wakil bangsa dan negara Indonesia menuju kejayaan sesuai cita-cita UUD 1945," tuturnya.
Kegiatan yang diikuti oleh berbagai umat beragama terdiri atas umat Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu mengangkat tema "Doa Bersama dalam Mewujudkan Pemilu Damai".
Acara tersebut diisi dengan tausiah yang disampaikan Prof. Dr. K.H. Nazaruddin Umar serta doa lintas agama.
Untuk umat agama Islam dipimpin oleh Habib Nabiel Fuad Al Musawa, Protestan oleh Pendeta Manuel E. Raintung, Katolik oleh Romo Yoseph M.M. Bintoro, Pr Hindu oleh Bhiksu Pabhakaro Tera, Konghuchu oleh X.S. Budi Santoso Tanuwibowo.
Acara yang dihadiri oleh Panglima TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna itu juga diikuti ribuan prajurit TNI dari tiga matra.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019