Jakarta (ANTARA) - Peragaan busana berbahan dasar denim bertajuk "Dare Denim" hadir di Pejaten Village Jakarta Selatan sebagai jawaban dengan kembalinya denim sebagai tren mode 2019.
"Ajang ini kami lombakan peserta diberikan keluasaan berkreasi dengan denim," kata Marketing Communication Manager Pejaten Village Didi Rukmawan di Jakarta, Senin.
Didi mengatakan bahwa dekorasi bernuansa biru dengan kombinasi bunga-bunga mendominasi acara mulai dari pintu masuk utama sampai ke panggung dan meja juri.
Finalis dalam ajang ini terdiri atas 30 pria dan wanita untuk kategori anak dan 30 pria dan 30 wanita untuk kategori remaja/dewasa.
Malam Grand final ini, lanjut dia, memilih sembilan pemenang untuk kategori anak dan 12 pemenang untuk kategori remaja dewasa.
Mengusung tema “Dare Denim”, kegiatan yang untuk ke-7 kalinya diselenggarakan Pejaten Village ini telah berlangsung sejak 29 Maret 2019 dan telah melalui beberapa babak penyisihan, mulai dari audisi untuk memilih 60 semifinalis untuk masing-masing kategori, yaitu kategori anak-anak pria dan wanita usia 4 hingga 12 tahun dan kategori remaja/dewasa, baik pria maupun wanita, usia 13 hingga 27 tahun.
Juri dalam acara ini meliputi Bunga Jelita (Puteri Indonesia 2017), Musa Widyatmodjo (Fashion Designer), Wawan Soeharto (Profesional Koreographer), dan M. Ardi Rukmawan (Marketing Communication Manager Pejaten Village).
Pemenang selain mendapatkan hadiah, juga menjadi Pejaten Icon.
Menurut dia, seleksi terbilang ketat, di antaranya teknik berjalan di panggung catwalk, kesesuaian busana, photogenic, dan ekspresi wajah.
Putri Indonesia 2017 sekaligus Juri Pejaten Icon, Bunga Jelita, mengatakan bahwa ajang ini salah satu cara untuk menyalurkan potensi anak muda, khususnya mereka yang memiliki bakat di dunia modelling dan entertainment. Dengan begitu mereka mampu mempromosikan Pejaten Village.
"Saya melihat finalis sudah siap dan memiliki potensi sebagai model. Yang penting mereka harus percaya diri, memiliki attitude yang baik, enjoy the moment, dan tetap down to earth. Dulu saya juga sempat enggak percaya diri sebagai model. Akan tetapi, saya keluar dari zona nyaman dan menjadi diri sendiri hingga bisa seperti sekarang ini," ujar Bunga Jelita.
Sementara itu, Fashion Designer sekaligus juri Pejaten Icon, Musa Widyatmodjo, menambahkan bahwa ajang seperti ini masih diminati karena sekarang ini eranya "ingin tampil".
Salah satunya, kata dia, lewat sosial media, tempat mereka bisa mempromosikan diri.
"Sesuai dengan tema busana, yaitu Dare Denim, beberapa finalis sudah ada yang sesuai. Akan tetapi, masih banyak juga yang salah menerjemahkan. Mungkin beberapa orang tua atau penjahit yang membuat busana tersebut kurang memahami konsep desain. Namun, ke depannya tentu makin berpengalaman dan bisa memahami," jelas Musa.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019