Melbourne (ANTARA News) - Mobil sedan Nissan Pintara tahun 1992 milik mahasiswa Indonesia yang dirampok dua pemuda dan seorang pemudi Australlia di halaman parkir mobil Stasiun Footscray, Melbourne, 29 Oktober dinihari lalu, Andi Syafrani (28), sudah ditemukan polisi Geelong, Victoria, Kamis (8/11) lalu. Kabar penemuan mobil oleh polisi Geelong itu merupakan perkembangan terbaru dari penanganan polisi Australia terhadap kasus perampokan yang menimpa mahasiswa Indonesia yang juga ketua ranting Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) Universitas Victoria tersebut. Informasi tentang penemuan polisi terhadap mobil yang dilarikan tiga orang pelaku perampokan itu disampaikan Konsul Urusan Kekonsuleran KJRI Melbourne, Alberd Pardede, dan Andi Syafrani sendiri kepada ANTARA News yang menemui mereka secara terpisah di Melbourne, Sabtu petang. "Perkembangan terbaru kasus perampokan Andi adalah telah ditemukannya mobilnya yang dibawa kabur ketiga perampok," kata Albert yang ditemui di sela acara Festival Indonesia di kawasan Waterfront City Dockland, Melbourne. Secara terpisah, Andi Syafrani yang ditemui di rumah sewanya di Jalan Gordon 5/5, Footscray Melbourne, mengatakan, mobil tersebut ditemukan di daerah Ocean Grove, Geelong, yang berjarak sekitar satu setengah jam berkendaraan dari tempat kejadian perkara. "Informasi tentang penemuan mobil itu langsung saya terima dari polisi Geelong yang menelepon saya dua hari lalu," kata ayah seorang putri berusia 15 bulan itu. Andi mengatakan, penemuan mobilnya itu membuktikan polisi Victoria terus menindaklanjuti kasus perampokan yang menimpa dirinya itu setelah pekan lalu ia diminta "ID Squad" (kesatuan identifikasi) untuk mencoba mengenali wajah-wajah mantan terpidana kasus kejahatan melalui dua album foto polisi. "Saya disodorkan dua albom foto mantan terpidana perempuan, dan saya menyatakan ada tiga foto yang wajahnya mirip perempuan yang merampok saya bersama dua rekan prianya," kata Andi. Mahasiswa program magister hukum Universitas Victoria itu mengatakan, aparat kepolisian yang menangani kasusnya mengakui kesulitan pihaknya dalam melacak jejak pelaku melalui kamera pemantau (CCTV) di tempat kejadian perkara karena gedung stasiun kereta Footscray tidak dilengkapi CCTV. Aparat kepolisian Victoria yang menangani kasusnya, lanjut Andi, bahkan pernah mengatakan kepadanya bahwa kalau pun dilengkapi CCTV, hasil rekamannya cenderung buram atau kurang baik. Terkait dengan kondisi kesehatan Andi, kendati mata kanannya masih terlihat merah namun bekas operasi di bawah mata kanan tersebut sudah tidak tampak. Andi pun terlihat semakin segar dan bercanda ketika Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Canberra, Dr Agus Sartono, MBA dan ANTARA News menjenguknya di rumah kediamannya yang sederhana. Sambil minum kopi hangat, Andi tampak bersemangat mendiskusikan banyak hal, termasuk mengenang kesuksesan pelaksanaan Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) di Sydney, September lalu, dengan Agus Sartono.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007