Palembang (ANTARA News) - Pemberian gelar kehormatan dari Dewan Pembina Adat Istiadat Sumatera Selatan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X, merupakan simbol pemersatu budaya Sumsel dengan budaya Jawa. Sri Sultan Hamengku Buwono X mendapat gelar kehormatan "Datuk Pengayom Seri Wanua" dalam suatu acara khusus yang ditandai pemasangan tanjak dan selendang di Grya Agung, rumah dinas Gubernur Sumsel di Palembang, Sabtu sore. Sri Sultan yang didampingi Gusti Kanjeng Ratu Kemas disaksikan oleh Gubernur Sumsel, Syahrial Oesman tampak mengenakan stelan baju dan celana khas warna kekuning-kuningan dengan khidmad dikenakan tanjak oleh ketua umum Dewan pembina adat-istiadat Sumsel, H. Mahyudin. Hadir pada acara tersebut juga seluruh pengurus dan anggota paguyuban yang ada di Sumsel termasuk Paguyuban Jawa-Sumatera (Pujasuma), serta tokoh agama dan pemuka masyarakat di Sumsel. Gelar Datuk Pengayom Seri Wanua, artinya pemimpin dihormati, dipatuhi dengan cahaya nur mengayom seluruh lapisan rakyat yang terdiri berbagai suku/etnis di dalam wilayahnya. Sri Sultan yang juga Gubernur DI-Yogyakarta pada bagian sambutannya mengatakan, pemberian gelar tersebut merupakan suatu kehormatan yang tak terhingga sekaligus merupakan sarana pemersatu adat Melayu Jawa dengan Melayu Palembang dan menggambarkan kejayaan masa silam. Ia menilai, pemberian gelar tersebut juga sebagai bentuk tanggung jawab yang harus dipikulnya agar dapat mempersatukan kedua adat Melayu itu. Usai acara pemberian gelar dilanjutkan makan sore bersama dengan menu masakan dan makanan khas Sumatera Selatan, dan pada malam harinya dilanjutkan pagelaran wayang golek.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007