(Korban) diingatkan AJ (untuk tidak cekcok), namun korban tidak terima dan malah menampar. Menurut keterangan AJ, korban lalu mengambil pisau dan diayunkan ke AJ tapi ditangkis

Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur menyampaikan, sebelum dibunuh dan dimutilasi, guru honorer Kota Kediri Budi Hartanto (28) sempat bertikai dengan pelaku AS serta AJ.

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Gupuh Setiyono saat merilis kasus itu di Mapolda Jatim di Surabaya, Senin, mengatakan awalnya korban Budi terlibat cekcok dengan AS karena usai bercinta keempat kalinya, AS tidak memberi uang.

"(Korban) diingatkan AJ (untuk tidak cekcok), namun korban tidak terima dan malah menampar. Menurut keterangan AJ, korban lalu mengambil pisau dan diayunkan ke AJ tapi ditangkis," ujar Gupuh.

Setelah menangkisnya, pelaku AJ mengambil pisau dan berbalik menyabetkannya ke Budi. Korban yang terkena sabetan, berteriak minta tolong, namun AJ tetap melakukan penganiayaan dan pembacokan berkali-berkali dibantu AS.

"Saat korban meninggal, begitu mau dimasukkan koper tidak cukup. Setelah tidak cukup, AS mendorong untuk dipotong saja kepalanya," ucapnya.

Selain itu, korban dipenggal saat telah terjatuh karena menerima bacokan di leher. Korban juga mendapat luka di bagian pipi, lengan sebelah kiri, leher, bahu dan kekurangan oksigen.

Selanjutnya, AS mengambil koper yang ada di rumahnya untuk memasukkan mayat korban. Kepada ibunya, AS mengatakan koper dijual dan terbukti dengan memiliki uang Rp600 ribu sebagai uang penjualan koper.

Sementara itu, kepada penyidik, AS mengaku sayang kepada korban Budi sehingga memberi apa yang diminta korban.

"Suka sama suka, tapi setiap korban minta dikasih. Mereka telah berhubungan hampir setahun yakni mulai berkenalan pada bulan Juli 2018 melalui aplikasi 'Hornet' dan terakhir bertemu di tempat usahanya," tuturnya.

Setelah membunuh korban, para tersangka sempat melarikan diri. AJ bersembunyi di Kediri. Sementara Aris bertolak ke Ngawi pada tanggal 7 April 2019.

Tapi tanggal 10 April 2019, ia terdeteksi sudah di Jakarta dan diringkus di sana. Padahal, ia sudah memesan tiket tujuan Lampung untuk 11 April 2019.

"Tanggal 10 pesan tiket ke Lampung untuk tanggal 11 menggunakan bus umum. Diikuti informasi dari saudara AS, kami informasikan ke Polda Metro Jaya tersangka di sekitar Jakarta Selatan," kata Gupuh.

Sebelumnya, warga Blitar digegerkan penemuan mayat dalam koper di antara semak-semak dekat sungai, tepatnya di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Rabu (3/4). Koper itu ditemukan pencari rumput di desa sekitar.

Saat ditemukan, di dalam koper terdapat mayat yang tidak memakai kain sehelai pun. Tak hanya itu, mayat tersebut tanpa kepala. Setelah ditelusuri, kepala korban ditemukan tersangkut ranting bambu di bantaran sungai kawasan Desa Bleber, Kediri.

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019