Islamabad (ANTARA News) - Pakistan telah membebaskan mantan perdana menteri Benazir Bhutto dari tahanan rumah Jumat malam, seorang pejabat senior kementerian dalam negeri mengatakan, setelah ia sebelumnya dihalangi untuk memimpin unjuk rasa terhadap pemerintah darurat. "Itu telah dicabut," kata sekretaris kementerian dalam negeri Kamal Shah, menunjuk perintah hukuman tahanan rumah itu. Berbicara melalui megapon dari balik gulungan kawat berduri sebelumnya, Bhutto minta dengan sia-sia pada para pejabat yang ditempatkan di luar kompleksnya di Islamabad untuk membiarkannya memimpin unjuk rasa yang direncanakan terhadap pemerintah darurat Presiden Pervez Musharraf. "Saya adalah saudara perempuan anda yang berjuang untuk demokrasi," ia mengatakan ketika polisi merintangi jalannya dengan kendaraan pengangkut personil lapis baja. Berbicara melalui telpon dari dalam mobil tahan-peluru, ia mengatakan: "Saya tidak takut akan taktik itu. Perjuangan saya adalah untuk rakyat Pakistan, untuk hak mereka dan untuk berakhirnya kediktatoran". Wakil Menteri Informasi Tariq Azeem mengatakan perintah tahanan rumah adalah langkah sementara karena adanya kekhawatiran akan serangan pembom bunuh diri yang menyerang unjuk rasa yang direncanakan di dekat Rawalpindi, dan akan dicabut Sabtu. Itu adalah serangan pertama pada sasaran sipil sejak penguasa militer Musharraf mengumumkan keadaan darurat Sabtu dengan menyebut militansi Islam yang meningkat dan pengadilan yang kacau. Keadaan darurat -- Musharraf menangguhkan konstitusi, memecat ketua mahkamah agung dan menerapkan pengekangan pers -- telah menyebabkannya menghadapi tantangan sangat serius terhadap pemerintahnya sejak ia merebut kekuasaan melalui kudeta delapan tahun lalu. Di tengah kecaman internasional yang meningkat, ia menjanjikan pemilihan legislatif -- pada awalnya ditetapkan Januari -- pada 15 Februari dan akan mundur sebagai kepala angkatan darat secepat mahkamah agung mensahkan kemenangannya dalam pemilihan presiden 6 Oktober. Bhutto meremehkan janji itu sebagai sangat samar-samar, dan mengatakan ia harus mengumumkan tanggal pasti pemilihan dan menggantung seragamnya pada 15 November. Partai Rakyat Pakistan-nya mengatakan 5.000 dari aktivisnya telah ditangkap sejak akhir pekan lalu dan polisi Jumat menangkap sekitar 110 orang di luar rumahnya. Polisi memperingatkan bahwa sebanyak delapan pembom bunuh diri telah menyusup ke Rawalpindi, yang meningkatkan momok berulangnya dua pemboman bunuh diri yang menewaskan 139 orang pada parade penyambutan kedatangannya di Karachi 18 Oktober. Namun Bhutto seperti dilaporkan AFP mengatakan pembom bunuh diri yang sudah diketahui malahan seharusnya ditangkap. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007