Hebron, Tepi Barat (ANTARA News) - Sebuah kantor berita besar Palestina menghentikan siarannya Jumat untuk memrotes penangkapan salah seorang redakturnya oleh polisi Palestina setelah stasiunnya menyiarkan pidato pemimpin Hamas di Jalur Gaza. Para eksekutif kantor berita Maan mengatakan Mu`taz al-Kurdi, seorang anggota dewan direktur stasiun televisi al-Amal-nya di Hebron, ditangkap Kamis karena menyiarkan pidato Ismail Haniya, yang menjabat sebagai perdana menteri pemerintah pimpinan-Hamas yang dipecat oleh presiden Palestina Mahmud Abbas. Hamas merebut kekuasaan di Jalur Gaza Juni setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Abbas. Ketegangan antara Hamas dan Fatah tetap tinggi di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Jalur Gaza, tempat kedua belah pihak menuduh pihak lainnya menindak keras saingan mereka. "Itu penangkapan tidak sah," kata Saleem Sowidan, ketua dewan Maan seperti dikutip Reuters. "Kami tidak menerima surat resmi yang minta kami tidak menyiarkan pidato ini atau pidato lainnya. Kami akan meneruskan pemogokan tak terbatas di semua kota di tepi Barat hingga ia dibebaskan." Ramadan Awad, kepala polisi Hebron, mengatakan mereka menangkap Kurdi karena ia tidak melapor telah bekerja sebagai polisi dan karena menunjukkan "kurangnya penghormatan pada polisi di Hebron". Sowidan membantah laporan polisi itu, dan mengatakan Kurdi bekerja sebagai seorang redaktur dan tidak memegang jabatan kedua sebagai polisi. Seorang jurubicara pemerintah Abbas di Tepi Barat tidak memiliki komentar segera mengenai penangkapan Kurdi. Fawzi Barhoum, jurubicara Hamas di Gaza, mengatakan penangkapan itu "menegaskan ada penindasan terhadap pers di Tepi Barat". (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007