Bandung (ANTARA News) - Pihak Kepolisian Daerah Jawa Barat mengaku kebingungan untuk melacak dan mengungkap kelompok serta jaringan aliran sesat Alquran Suci yang diduga banyak beredar di wilayah Jabar."Terus terang kami kebingungan untuk melacak dan mengungkap kelompok serta jaringan aliran Alquran Suci di wilayah Jawa Barat termasuk di Bandung, dan Kabupaten Bandung, karena laporannya tidak utuh dan tidak jelas," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Sunarko DA kepada pers usai Rakor dengan MUI Jabar di Mapolda Jabar di Bandung, Jumat.Untuk itu, Kapolda minta pihak keluarga atau orangtua yang diduga anaknya menjadi korban kelompok tersebut untuk melaporkan secara rinci supaya bisa dilacak dan diselidiki. "Supaya kita bisa melakukan penyelidikan tentunya laporan dan data yang akutar serta lengkap sangat kami perlukan dari pihak keluarga atau orangtua yang kebetulan anaknya diduga terlibat aliran itu," katanya. Dalam kesempatan itu, Kapolda mengatakan, pihaknya juga masih menunggu fatwa MUI mengenai aliran tersebut sebagai landasan proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. Sementara itu dalam kesempatan yang sama Ketua KUI Jabar KH Hafidz Utsman mengatakan, belum bisa mengeluarkan fatwa terkait aliran Alquran Suci karena pihaknya masih mengumpulkan data apa itu Alquran Suci belum jelas pimpinan dan markasnya dimana. "Kami masih mengumpulkan data kelompok-kelompok aliran yang menyimpang, untuk mengeluarkan fatwa tunggu hasil tim investigasi yang kami bentuk," katanya. Dia mengatakan, pihaknya juga belum bisa memastikan sejauh mana korban yang dinyatakan hilang itu terkait aliran Alquran Suci, oleh karena itu MUI tetap melakukan penyelidikan. Dikatakannya, berdasarkan hasil temuan tim investigasi belakangan ini ada beberapa kelompok aliran yang menyimpang tumbuh di Jabar, seperti di Cirebon, Bandung, Indramayu, Majalengka, dan Kabupaten Bandung. Dalam kesempatan itu, Ketua MUI minta agar warga melapor kepada MUI bila ada sekelompok orang yang melakukan ajaran menyimpang, agar bisa ditindaklanjuti oleh tim investigasi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007