Jakarta (ANTARA) - Kegiatan pemungutan suara dalam Pemilu RI 2019 di Washington, DC, Amerika Serikat pada 13 April dimeriahkan dengan acara bazaar dan panggung gembira yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington.

Pemilu RI 2019 di Washington, DC, Amerika Serikat pada 13 April 2019 berlangsung tertib, aman, lancar, sekaligus meriah dan penuh suasana keakraban, demikian keterangan tertulis dari KBRI Washington yang diterima di Jakarta, Senin.

Bazaar dan panggung gembira diadakan selama pelaksanaan Pemilu di Wisma Duta bukan hanya untuk menambah semarak pelaksanaan Pemilu kali ini, namun juga untuk menghadirkan suasana pesta demokrasi sekaligus ajang silaturahmi para WNI di ibukota Amerika Serikat.

Lebih dari 900 pemilih mengikuti pemungutan suara di TPS Washington, D.C. Jumlah tersebut masih ditambah dengan ratusan pemilih lainnya yang menyalurkan hak pilih melalui pos.

"Selain menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang baik dengan menyalurkan suara kita pada Pemilu kali ini, kita juga tetap harus tunjukkan dan kedepankan nilai-nilai luhur dan khas bangsa Indonesia, yaitu persaudaraan, silaturahmi, gotong royong, serta persatuan dalam kebhinekaan," ujar Dubes RI untuk AS, Mahendra Siregar.

"Kebersamaan ini tercermin dalam suasana kegembiraan dan persaudaraan sesama warga Indonesia, yang hari ini selain mengikuti Pemilu juga melakukan doa bersama oleh tokoh-tokoh berbagai agama di Washington, DC, sekaligus menikmati bazaar dan panggung gembira," lanjut Dubes Mahendra.

Pemilu tahun ini merupakan hal yang istimewa dan akan dapat mencatatkan sejarah baru bagi Indonesia karena menjadi Pemilu terbesar yang pernah dilakukan oleh dunia dalam satu hari, dan menandai Indonesia sebagai negara demokrasi presidensial terbesar di dunia.

Hal ini karena disamping memilih Presiden dan Wakil Presiden, juga akan dipilih sebanyak lebih dari 20.000 wakil rakyat di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota, dari perkiraan total 250.000 calon.

"Hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kita. Ini bukti bahwa Indonesia akan menjadi tolok ukur bagi seluruh dunia untuk menjalankan demokrasi dengan benar," tegas Dubes Mahendra.

Selain dihibur oleh lantunan lagu-lagu nasional, pop, dan dangdut yang dibawakan oleh para pengisi acara yang sebagian besar adalah WNI di wilayah DMV, para pemilih juga dapat menikmati dan membawa pulang bukan hanya berbagai makanan khas Indonesia, namun juga kerajinan dan batik dari 24 usaha kecil menengah (UKM) Indonesia di Washington DC dan sekitarnya, yang mengisi gelaran pesta rakyat tersebut.

Meskipun kegiatan pencoblosan baru dimulai jam 10.00 waktu setempat, puluhan WNI sudah terlihat mulai memadati Wisma Indonesia satu jam sebelumnya. Selain alasan menghindari antrian, beberapa diantara mereka menyatakan semangat dan tidak sabar untuk segera mencoblos.

"Kurang sreg rasanya kalau tidak mencoblos langsung dan tidak merasakan suasananya” ungkap Tuty, seorang WNI yang ikut mencoblos Wisma Indonesia.

"Pemilu kali ini begitu meriah, semua orang dapat beramai-ramai kumpul, terasa betul seperti pesta demokrasi. Ini mengingatkan saya dengan nuansa kebersamaan hari-hari besar di Indonesia," ujar Ayi, seorang WNI yang rela menempuh perjalanan sejauh 72 mil dari Aberdeen, Maryland.

Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Wisma Indonesia di Washington ditutup tepat pada pukul 20.00, dan secara keseluruhan, proses pemungutan suara berjalan dengan aman dan lancar.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019