Kami baru tiba di Prancis awal tahun ini sehingga tidak sempat dimasukkan ke dalam DPTLN, namun kami langsung menghubungi PPLN Marseille agar tetap dapat mencoblos di TPS., kata ZulLondon (ANTARA) - Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Marseille dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) Marseille memfasilitasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang bermukim di wilayah Prancis selatan untuk menyalurkan hak konstitusionalnya bertempat di kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Marseille, pada hari Sabtu (13/4).
Didukung cuaca cerah khas wilayah mediterania, pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum 2019 di Marseille berjalan dengan lancar, demikian Konsul Penerangan KJRI Marseille, Wili Kurniawan kepada Antara London, Minggu.
Jumlah pemilih yang datang berjumlah 86 orang yang terdiri atas 70 orang pemilih termasuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), enam pemilih tambahan (DPTbLN), dan 10 pemilih khusus (DPKLN).
Surat suara yang disediakan KPU mencukupi dan memastikan seluruh calon pemilih yang datang dan memenuhi syarat dapat melakukan pencoblosan.
“Masyarakat Indonesia di Prancis selatan merasa puas dan mengapresiasi penyelenggaraan pemilu kali ini, bahkan ada yang menyebutkan bahwa kegiatan Pemilu ini jauh lebih baik dari pemilu-pemilu sebelumnya,” ujar Ketua PPLN Marseille Darmadi Azis, yang telah beberapa kali menjadi panitia penyelenggara pemilu di Marseille.
Pernyataan tersebut didukung data statistik tingkat partisipasi masyarakat Prancis selatan untuk Pemilu 2019 telah mencapai lebih dari 80% . Data ini dipastikan masih terus bertambah karena penerimaan surat suara melalui pos masih dibuka hingga tanggal 17 April mendatang.
Antusiasme masyarakat Indonesia yang besar ditandai dengan banyaknya pemilih yang datang ke Marseille dari berbagai penjuru, bahkan tidak sedikit yang rela naik kereta/bus selama berjam-jam dan menginap memeriahkan pesta demokrasi Indonesia ini.
Zul dan Gesang, dua mahasiswa Indonesia asal Montpellier, dengan semangat tiba satu jam sebelum TPS dibuka untuk memastikan diri mereka terdaftar dan dapat memilih dengan status Daftar Pemilih Khusus (DPKLN).
“Kami baru tiba di Prancis awal tahun ini sehingga tidak sempat dimasukkan ke dalam DPTLN, namun kami langsung menghubungi PPLN Marseille agar tetap dapat mencoblos di TPS.,” kata Zul dan Gesang bersemangat menunggu 10 jam sampai waktu pencoblosan bagi para pemilih DPK dibuka satu jam sebelum TPS ditutup.
Gesang, Zul, dan Malinda, mahasiswa Indonesia yang tidak mau kelewatan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 di Marseille
Pelaksanaan pemilu di Marseille juga unik karena komposisi panitia penyelenggara didominasi perempuan. Dari 14 orang penyelenggara yang terdiri dari unsur PPLN dan KPPSLN, delapan orang di antaranya perempuan dan sisanya laki-laki.
Cuaca musim semi dimanfaatkan warga Marseille dan sekitarnya untuk berpiknik bersama setelah melakukan pencoblosan. Meski pilihan berbeda-beda, penyelenggaraan pemilu ini justru dimanfaatkan untuk merekatkan tali silaturahmi dan hubungan baik sesama warga Indonesia di perantauan.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019