Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas H Pareira, menegaskan partainya menginginkan TNI menjadi kekuatan paling unggul di Asia Tenggara, guna mencegah aksi provokasi serta pelecehan oleh kalangan asing yang terus meningkat belakangan ini.
Ia mengatakan hal itu di Jakarta, Jumat, menanggapi penegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika membuka Munas Pepabri, beberapa hari lalu.
Presiden Yudhoyono pada kesempatan itu mengatakan dirinya tak ingin tentara Indonesia kalah modern dan kalah kuat dibanding negara lain, terutama para tetangga.
"Bagi kami, bukan hanya tidak ingin kalah kuat saja, tetapi sudah seharusnya tentara kita kuat, bahkan yang terkuat di Asia Tenggara," tegas Andreas.
Anggota legislatif dari daerah pemilihan Jawa Barat ini beralasan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kuat mempunyai dua dimensi fungsional.
"Pertama, mengamankan Negara Kesatuan Republik Indoensia (NKRI) dari ancaman eksternal. Kedua, menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Andreas Pareira, tatanan keamanan regional bisa tetap terpelihara, baik demi keharmonisan hubungan antarnegara, juga demi ketenteraman negara.
"Ada sebuah catatan untuk Presiden kita itu, bahwa keinginan saja tidak cukup. Sebab, untuk membangun sebuah postur TNI yang kuat, perlu dukungan riil dalam penyediaan anggaran," tandasnya.
Andreas Pareira dan teman-temannya di Komisi I DPR berpendapat, perencanaan pembangunan pertahanan negara dengan dukungan anggaran yang riil penting bagi upaya peningkatan taraf kesejahteraan para prajurit, juga profesionalitas melalui latihan intensif, serta meningkatkan kualitas maupun kuantitas alat utama sistem persenjataan (alutsista). (*)
Copyright © ANTARA 2007