Serang (ANTARA News) - Sepanjang aktivitas letusannya Jumat dinihari hingga pagi tadi, Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda, Provinsi Lampung, memuntahkan bebatuan pijar, awan panas, gas beracun, maupun lava. Data dari Pos Pemantauan di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, menyebut bahwa pada Jumat pukul 00.00 hingga 06.00 WIB Anak Krakatau telah mengeluarkan 95 kali letusan disertai gempa vulkanik A (dalam) tujuh kali, vulkanik B (dangkal) 40 kali, tremor 31 kali, serta gempa embusan 16 kali. "Munculnya bebatuan pijar serta awan panas dan lava akibat meningkatnya frekuensi letusan dan kegempaan vulkanik serta tremor. Akan tetapi bola api itu tidak mencapai ke daratan," kata Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Jawa Barat, Agus Lukman. Menurut dia, pijar bebatuan Anak Krakatau sudah memasuki hari kelima, namun sepanjang Kamis malam terlihat jelas di Pantai Anyer. Bahkan, semburan cairan api bebatuan yang panasnya mencapai 150 derajat celsius dimuntahkan sehingga sebagian Anak Krakatau memerah seperti kebakaran. Oleh karena itu, pihaknya meminta pengujung termasuk wartawan yang hendak meliput, jangan mendekati kawasan tersebut. Sebab,lanjutnya, tidak menutup kemungkinan bisa menyeburkan api pijar hingga beberapa kilometer. "Hingga kini status Anak Krakatau masih Siaga III dan belum dicabut oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," katanya. Sejauh ini petugas belum bisa mendeteksi perkembangan ke-19 setelah dinyatakan Siaga III karena masih mengalami fluktuasi jumlah letusan dan kegempaan vulkanik serta tremor dengan kemunculan interval cepat 3-6 menit dan lambat 10-15 menit. Bahkan, Kamis (8/11) sekitar pukul 06.00 sampai 18.00 WIB, aktivitas Anak Krakatau terus meningkat hingga mencatatkan 195 kali letusan disertai kegempaan vulkanik A (dalam) tujuh kali, vulkanik B (dangkal) 49 kali, tremor 18 kali, serta gempa embusan 23 kali. Akan tetapi, pihaknya terus memantau perkembangan aktivitas Anak Krakatau karena khawatirkan terjadi letusan besar dan menyemburkan pijar serta lava panas ke daratan pantai, terlebih saat ini terjadi ribuan kali letusan dan gempa vulkanik. Sementara itu, beberapa lokasi objek wisata di Pantai Anyer selama dua hari terakhir dipadati pengunjung untuk melihat langsung bola api yang disemburkan oleh titik letusan Anak Krakatau. Letusan Anak Krakatau yang berada di tengah laut membuat pengunjung terhibur karena sebagian kawasan gunung berwarna merah. "Baru kali pertama saya melihat letusan Anak Krakatau seperti bunga mawar merah," ujar Sumardi (35), pengunjung objek wisata di Pantai Anyer.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007