Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, menguat ke kisaran 9.122/9.125 per dolar AS, lebih baik 28 poin dari posisi penutupan Kamis kemarin 9.150/9.160 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta mengatakan, pelaku pasar memburu rupiah, setelah melihat dolar AS terus terpuruk terhadap euro. Dolar AS terhadap euro saat ini turun 0,1 persen menjadi 1,4680, namun dolar AS naik terhadap yen menjadi 112,75 persen atau naik 0,1 persen. Merosotnya dolar AS, karena pelaku asing menduga bahwa bank sentral AS (The Fed) akan kembali menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi yang semakin melambat. Pengetatan kredit dan kasus subprime mortgage (gagal bayar kredit sektor perumahan) di AS merupakan faktor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi AS makin melambat, tuturnya. Rupiah, menurut dia, sebenarnya mempunyai peluang yang besar untuk menguat lebih jauh seiring dengan aktifnya investor asing menempatkan dananya di instrumen Bank Indonesia. Selain itu, BI juga mempertahankan suku bunga acuannya, BI Rate, sehingga mendorong minat investor asing semakin besar bermain di pasar domestik, ujarnya. "Kami optimis rupiah pada sore nanti akan kembali menguat yang diperkirakan akan mencapai level Rp9.100 per dolar AS," tambahnya. Ia mengatakan, pemerintah juga telah mengatakan, gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia belum mendorong harga minyak mentah di dalam juga naik. Karena itu, pernyataan pemerintah itu juga memberikan nilai positif pasar, sehingga pelaku lokal melakukan pembelian rupiah, ucapnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007