Morotai (ANTARA) - Ingin menikmati kepuasan berselancar, berkunjunglah ke objek wisata Pantai Bido di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut), salah satu dari 10 destinasi wisata utama di Indonesia.
Objek wisata yang berhadapan langsung dengan samudera pasifik itu memiliki ketinggian gelombang hingga 3 meter, bahkan musim tertentu bisa mencapai di atas itu dengan karakteristik gelombang yang disebut-sebut sebagai salah satu terbaik di Indonesia untuk berselancar.
Banyak wisatawan asing baik dari dalam maupun luar negeri yang kini berkunjung ke objek wisata Pantai Bido untuk menikmati kepuasan berselancar, bahkan tidak sedikit ada yang datang langsung ke luar negeri dengan menggunakan kapal pesiar kecil.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr saat berkunjung ke objek wisata yang dapat dijangkau 1,5 jam dengan kendaraan roda empat dari Daruba, ibukota Kabupaten Pulau Morotai itu, melukiskannya sebagai objek wisata yang sangat indah dan menarik.
Berkunjung ke objek wisata Pantai Bido, tidak hanya menikmati kepuasan berselancar, tetapi juga disuguhkan dengan pantai pasir putih yang para pengunjung menyebutnya laksana hamparan permadani putri dari syurga.
Duduk di atas pasir pada pagi hari sambil menyaksikan terbitnya matahari di ufuk timur serta mendengarkan alam berupa deburan gelombang di pantai, merupakan momen yang selalu tidak pernah dilupakan setiap wisatawan yang berkunjung objek wisata Pantai Bido itu.
Perairan sekitar objek wisata yang menjadi andalan Pemkab Pulau Morotai untuk menarik wisatawan itu, juga memiliki panorama bawah laut yang sangat indah, baik dari segi keragaman terumbu karang maupun jenis ikannya.
Salah seorang wisatawan yang pernah menyelam di perairan sekitar objek wisata Pantai Bido, Mr Alex menyebut panorama bawah laut di sekitar perairan objek wisata Pantai Bido memiliki kekhasan jika dibandingkan panorama bawah laut serupa di daerah lain.
Di kawasan itu, yang bisa disaksikan bukan hanya terumbu karang dan ikan, tetapi juga puing-puing pesawat tempur dan ranjau laut peninggalan Perang Dunia II, karena saat itu, Pulau Morotai merupakan pangkalan militer Sekutu saat menghadapi Jepang.
Jika ingin memancing, perairan di sekitar objek wisata Pantai Bido menawarkan kenikmatan memancing yang sulit didapatkan di daerah lain, karena perairan itu bisa didapatkan ikan tuna strip kuning dengan berat sampai di atas 100 kg.
Di kawasan objek wisata Pantai Bido, ada pula jenis kelapa khas dengan nama kelapa Bido yang dewasa ini banyak diminati baik dalam maupun luar negeri, karena selain rasanya lezat juga produksinya tinggi yakni dalam satu tandan bisa mencapai di atas 20 buah.
Untuk mencapai objek wisata Pulau Bido, dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi udara melalui Ternate, kemudian melanjutkan ke Daruba selanjutnya menggunakan mobil menuju objek wisata itu, sementara untuk akomodasi di Kota Daruba terdapat banyak hotel dan penginapan dengan tarif cukup murah.
Terpikat
Banyaknya jenis dan spot wisata yang bisa dinikmati di kawasan objek wisata Pantai Bido, membuat, seorang warga asing, terpikat membantu mengembangkannya menjadi salah satu tujuan wisata bertaraf internasional.
Wisatawan asing asal Inggris bernama Elixabeth Murray itu sejak tiga tahun terakhir tinggal menetap di kawasan objek wisata Pantai Bido dan dalam kesehariannya mendorong partisipasi masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan objek wisata itu.
Dia setiap hari melatih masyarakat, khususnya remaja teknik berselancar dan mengajarkan mereka bahasa Inggris serta berbagai pengetahuan yang terkait dengan pariwisata.
Remaja di enam desa sekitar kawasan objek wisata Pantai Bido juga diajari penggunaan media sosial, baik facebook, instagram maupun twitter untuk dimanfaatkan mengunggah foto dan video seluruh objek wisata yang mereka buat, sehingga bisa dikenal luas di dalam hingga ke luar negeri.
Elixabeth menanamkan pula kesadaran mengenai pelestarian lingkungan kepada seluruh masyarakat dan generasi muda di daerah itu, terutama mengenai penanganan sampah dan tidak menangkap ikan menggunakan cara-cara yang merusak lingkungan misalnya penggunaan bom ikan.
Setiap remaja yang datang berlatih teknik berselancar atau bahasa Inggris di tempatnya, mereka diharuskan memungut sampah di pantai dan membuangnya ke tempat yang disediakan, sehingga pantai itu selalu terlihat bersih setiap hari.
Dalam melakukan kegiatannya di kawasan objek wisata Pantai Bido, warga negara asal Inggris itu tidak membebankan anggarannya kepada masyarakat setempat, tetapi, selain menggunakan dana pribadi, juga mengupayakan bantuan dari berbagai pihak, diantaranya dari program USAID, Save The Waves, conservation international dan A Liquid future.
Elixabeth menginginkan, masyarakat di sekitar kawasan objek wisata Pantai Bido menjadi pemain utama dalam pengembangan objek wisata itu, sehingga keberadaannya dapat memberi kontribusi langsung dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Bupati Pulau Morotai, Beny Laos menyebut apa yang dilakukan Elixabeth itu sebagai sesuai yang sangat membantu daerahnya dalam upaya mengembangkan dan promosikan pariwisata setempat, khususnya objek wisata Pantai Bido.
Di kabupaten perbatasan itu, bisa dinikmati objek wisata menarik lainnya seperti Pulau Dodola, objek wisata Galo-Galo, gua tempat persembunyian tentara Jepang dan tempat permandian Panglima Sekutu Jenderal Mc Arthur dan berbagai peninggalan Perang Dunia II.*
Baca juga: Kemenko Maritim: Sail Nias ajang populerkan surga peselancar dunia
Baca juga: Liga Selancar Dunia ingin gelar turnamen di Indonesia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019