Jakarta (ANTARA News) - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Slamet Soebijanto, mengharapkan bahwa pengembangan Komando Wilayah Laut (Kowilla) menjadi tiga, yakni wilayah Barat, Tengah, dan Timur, tetap dapat dilaksanakan. "Pengembangan harus terus dilakukan karena itu merupakan tuntutan bagi Indonesia sebagai negara yang 2/3 wilayahnya adalah lautan," katanya, setelah penutupan Pendidikan Reguler (Dikrek) Angkatan ke-45 Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) tahun pengajaran 2007, di Auditorium Seskoal, Jakarta, Kamis.Slamet Soebijanto digantikan oleh Laksamana Madya TNI Soemardjono selaku Kasal, yang dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Rabu (7/11). Sementara itu, Slamet Soebijanto secara internal di jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) bakal melakukan serah terima jabatan selaku Kasal kepada Soemardjono pada pekan depan.Ia mengatakan, laut Indonesia yang sangat luas, sehingga memerlukan upaya perubahan baik dari sisi kekuatan, dukungan, maupun organisasi TNI AL. "Kalau tidak dinamis, maka kita akan rugi sendiri karena tidak bisa mengamankan wilayah secara optimal," katanya. TNI AL, menurut dia, telah menetapkan postur kekuatan hingga 2024 untuk pemekaran dan profesionalisme mewujudkan kebijakan "Green Water Navy". Postur kekuatan itu, dikemukakannya, meliputi jumlah armada Kapal Perang RI (KRI) sebanyak 274 unit, terdiri dari satuan pemukul (Striking Force), satuan patroli (Patrolling Force) dan satuan pendukung (Supporting Force), serta pesawat udara sebanyak 137 unit. Selain itu, kesatuan Marinir nantinya akan dibagi menjadi tiga Pasukan Marinir (Pasmar), dua Brigade Marinir (Brigmar) BS, satu Komando Latihan Marinir (Kolatmar), lima Pangkalan Marinir (Lanmar), dan 11 Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan), sedangkan pangkalan menjadi 59 unit, yakni 11 Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal), 24 Pangkalan TNI AL (Lanal), 21 Stasion TNI AL (Sional), dan tiga Detasemen TNI AL (Denal). Sedangkan, untuk pengembangan komando armada laut menjadi tiga wilayah ditargetkan selesai 2008. Komando Wilayah Laut (Kowilla) Barat akan berkedudukan di Tanjung Pinang Sumatera, Kowilla Tengah di Makassar Sulsel, dan Kowilla Timur berpusat di Sorong, Papua. Slamet menegaskan, rencana pengembangan organisasi TNI AL, yang direncanakan selesai pada 2008 belum dapat direalisasikan karena terbatasnya anggaran yang tersedia. Terkait hal itu, TNI AL melakukan pergesaran sejumlah pangkalan ke wilayah-wilayah terluar, sehingga pengerahan operasi lebih efektif dan efisien. Dicontohkannya, selama ini kapal yang datang dari laut Cina Selatan dan Natuna telah dapat melakukan pengisian bahan bakar dan bekal ulang di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Untuk lebih efisien dan efektif, TNI AL berencana memindahkan Lantamal IV yang berkedudukan di Tanjung Pinang digeser ke Mempawah, Kalimantan Barat. Selain itu, Lantamal VI yang berkedudukan di Makassar juga akan dipindah ke Tarakan, Kalimantan Timur. "Upaya tersebut dilakukan untuk membuat jalur pelayaran laut yang berada di wilayah terluar Indonesia aman termasuk untuk menjamin keselamatan kapal-kapal yang lewat," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007