Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia akan mengagendakan isu "Climate Change" (perubahan Iklim) pada KTT ASEAN ke 13 yang akan berlangsung 18-22 November 2007, di Singapura. "Diharapkan ada deklarasi soal "climate change" dari KTT ASEAN," kata Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Menteri Luar Negeri Singapura, Goerge Yeo, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis. Isu "climate change" menjadi bagian dari tema yang akan dibahas, yaitu menyangkut masalah `environment`, `energy security`, `sustainable development.` Menurut Dino, isu perubahan iklim merupakan agenda primadona yang diharapkan menghasilkan deklarasi konkrit yang dapat membantu tercapainya global konsensus terhadap suatu rezim perubahan iklim pasca-Kyoto Protocol 2012. "Indonesia ingin adanya global konsensus. Kyoto Protocol saja tidak memadai karena targetnya hanya memotong emisi 5 persen dan itupun hanya dari negara-negara industri maju," kata Dino. Global konsensus secara komprehensif harus diikuti negara maju dan negara berkembang sehingga efektif mengurangi efek rumah kaca. "Deklarasi mengenai "climate change" diharapkan menghasilkan "road map" global yang akan dicanangkan pada konferensi internasional perubahan iklim di Bali, pada 12-13 Desember 2007. Isu perubahan iklim dijelaskannya telah menjadi perhatian dunia yang antara lain dibahas di KTT APEC, Australia, konsensus pada pertemuan tingkat tinggi di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, dan dalam pertemuan menteri-menteri lingkungan hidup sedunia di Bogor," ujarnya. Tidak bisa terelakkan semua pihak (negara) harus ikut, seperti Australia, Amerika Serikat dan negara maju lainnya yang secara konstruktif dapat bersama-sama merumuskan cara menangani perubahan iklim dan dampak-dampaknya. (*)
Copyright © ANTARA 2007