Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan menyambut baik dan mendukung penandatangan Piagam ASEAN yang akan dilakukan dalam KTT ASEAN di Singapura, pekan depan. "Piagam ASEAN ini sangat penting karena akan meningkatkan kerjasama ASEAN secara fundamental," kata Jurubicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, di Kantor Presiden Jakarta, Kamis, seusai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan Menlu Singapura, George Yeo. Dino menjelaskan bahwa Piagam ASEAN itu akan menjadi landasan hukum yang memuat norma-norma yang baru bagi ASEAN. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa keikutsertaan seluruh anggota ASEAN, termasuk Myanmar, sangat penting untuk keberlangsungan Piagam ASEAN. "Presiden juga menyatakan mendukung program-program yang akan dilakukan dalam KTT yang bertema 'Environment, Energy Security, Sustainable Development and Climate Change', yang membahas isu yang menjadi primadona tahun ini," ujarnya. Indonesia, lanjut dia, memberikan dukungan penuh agar KTT ASEAN dapat menghasilkan deklarasi yang konkrit mengenai tema-tema itu. Dino juga mengatakan bahwa dalam kunjungan kehormatan tersebut Menlu Singapura menjelaskan kesiapan pemerintah Singapura menggelar pertemunan tahunan ASEAN itu. Presiden juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Singapura pada Indonesia selama proses tanggap darurat di Aceh pasca tsunami. Sementara itu, masalah perjanjian ekstradisi dan kerjasama pertahanan tidak dibahas dalam pertemuan itu, karena kedua pemerintah telah mencapai kesepahaman untuk mengesampingkan perjanjian itu hingga batas waktu yang tidak terbatas. Isu Myanmar Pada kesempatan itu, Dino juga menyampaikan bahwa Presiden Yudhoyono mendukung upaya Yeo menggalang dukungan sejumlah negara di Asia terkait isu Myanmar. Yeo baru-baru ini melakukan lawatan ke Tokyo dan Beijing serta dijadwalkan menuju New Delhi akhir pekan ini untuk menggalang dukungan dari negara-negara sahabat guna membantu Myanmar mencapai tujuan demokratisasi yang telah ditentukan sendiri oleh Myanmar. Presiden, kata Dino, juga terus mendukung upaya yang dilakukan utusan khusus Sekjen PBB -- Gambari -- untuk berdialog dengan Myanmar. "Presiden Yudhoyono beberapa hari lalu telah mengirimkan surat kepada Jenderal Senior Myanmar yang intinya agar pemerintah Myanmar memberikan visa untuk Gambari. Dan dorongan Presiden berhasil, saat ini Gambari dijadwalkan bertemu pemimpin demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi," ujarnya Pertemuan antara Presiden Yudhoyono dan Yeo berlangsung sekitar 45 menit. (*)
Copyright © ANTARA 2007