- 'the independents' , ..they 'act as the Research and Development departments of the major record companies'. (Mulgan and Worpole dalam Lewis, 1990)* Jakarta, 8 November 2007 (ANTARA) - Mencermati perkembangan musik-pop di Indonesia akhir-akhir ini, terasa semakin berkurang pemaknaan nilai musikalnya, yang baik sengaja maupun tidak, telah dilakukan oleh industri musik terhadap 'produk musik' yang dikembangkan. Melihat nilai musik hanya diukur dari segi keberhasilan komersil semata sebagai standar produksi, sudah saatnya kita proaktif berperan menggugah 'industri' musik' Indonesia, untuk juga memberi nilai lebih terhadap 'produk musik' daripada sekedar membuat 'pasar musik' belaka (Save Our Music, Please! - Reader's Digest Indonesia, Juni 2007). Jika, seperti yang digembar-gemborkan, memang target 'musik (pop) indonesia' untuk Go International ingin menjadi kenyataan, maka nilai karya produk musik harus mendapat perhatian lebih (dalam pengertian diakui sebagai produk musik budaya global). Dalam setiap (konser) paparan musikalnya, Cozy Street Corner selalu ingin menyampaikan musik dalam pendekatan budaya dan kemanusiaan yang menghargai dan mengembangkan kualitas hidup manusia secara bernilai dan bermartabat untuk perkembangan dan kelestarian hidup. Isu ini sejalan dengan konsep global tentang 'sustainable development' yang secara kritis kita butuhkan untuk kelangsungan hidup kita sebagai manusia di dunia ini. Cozy Street Corner percaya bahwa dengan pendekatan tersebut, musik perlu untuk disampaikan kepada masyarakat, bukan hanya sebagai pelipur lara atau cermin kehidupan masyarakat kita sekarang namun lebih dari itu juga mengajak kita semua untuk terus mengarah pada peningkatan kualitas hidup. Paparan kali ini, bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan (10 November 2007) dan diilhami perjuangan maestro keroncong GESANG di usianya yang ke-90 tahun ini (Gesang: Keroncong Jangan Sampai Mati - KCM, 16 April 2007). Ditandai launching program : 'valuing music project', Cozy mengundang teman, kerabat, pemerhati musik, rekan-rekan media; untuk bergabung bersama Cozy Street Corner dalam gerakan independen "Save Our Music". Hal ini sejalan pula dengan dirilisnya album #3.3 'from the corner', pada hari yang sama (yang menjadi awal dari kisah perjalanan musikal Cozy 'mencari jatidiri' musik [pop] Indonesia) dalam progresi trilogi-album yang sedang digarap. Dengan format penampilan melingkar di atas panggung, Cozy Street corner, akan menampilkan pertunjukan dalam 2 Sesi. Mebuka sesi I, pk. 20.00, yang merupakan 'sapaan' kerinduan berkomunikasi dengan masyarakat setelah paparan 2 Tahun lalu di Selasar-Bandung), sesi II, akan dibuka oleh Kelompok Keroncong Merah-Putih (KMP-Bandung). Membuka dengan 'kolaborasi keroncong', cozy mengingatkan betapa nilai tradisi perlu dipertahankan, seperti juga yang diperjuangkan oleh KMP dengan mencoba regenerasi penyanyi-keroncong. Kolaborasi (KMP & Cozy), mencoba mencari-jalan atas terdesaknya budaya tradisi (c.q. keroncong) oleh produk komersil yang dikembangkan industri-musik pop. Selanjutnya, adalah gaya khas Cozy mencairkan suasana dan berbagi konsep musikal yang hangat dan nyaman dalam repertoir sekitar 25 lagu, selama 2 jam lebih. Paparan ini akan dipercantik dengan penampilan tari Harini Tunjungsari dan suara emas Bonita, yang juga sedang mempersiapkan penerbitan album ke-2nya. Melanjutkan program apresiasi bagi pelajar (ICARUS, 2003), yang menjadi salah satu pengejawantahan 'valuing music project', sebuah PRA-KONSER (yang merupakan pertunjukan persiapan dan gladi resik paparan) dipersembahkan gratis dan terbuka khusus untuk para pelajar SLTP/SLTA, siang harinya (Pk.13.00 - 14.00) di Goethe Haus. PAPARAN MUSIKAL "save our music" GoetheHaus - Jakarta Jl. Sam Ratulangi No.9 - 15 Hari Sabtu, 10 November 2007 - Pk. 20.00 - 22.00 WIB menampilkan: Orkes Keroncong MERAH PUTIH (dari Bandung), Harini Tunjungsari & BONITA kontak info : +6221-99304402 / +62818191227 (Ribut Cahyono ) cozystreetman@gmail.com http://www.cozystreetcorner.org

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007