Jakarta (ANTARA) - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai bahwa yang diperlukan Indonesia bukan hanya perkembangan ekonomi digital, tetapi swasembada pangan termasuk harga bahan pokok yang terjangkau bagi masyarakat.
"Digital-digital itu bagus, tapi rakyat kita butuh swasembada pangan. Pangan dalam harga terjangkau, kita harus turunkan harga, rakyat kita sedang susah, kita harus jaga kekayaan Indonesia," kata dalam Debat Capres-Cawapres putaran terakhir yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu.
Prabowo menegaskan akan mengeluarkan kebijakan yang mendasar yakni yang menjawab kebutuhan pangan nasional, sehingga bisa meningkatkan produksi pertanian, penghasilan petani dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik petani, nelayan, buruh dan guru honorer.
Pernyataannya tersebut menanggapi pertanyaan Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo terkait strategi Prabowo-Sandi dalam mengembangkan sektor digital ekonomi e-sport, contohnya Mobile Legend.
Dalam kesempatan yang sama, Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa teknologi dan mekanisasi pertanian menjadi penting agar generasi milenial tidak meninggalkan kampung halamannya dan mencari pekerjaan di kota.
"Kita harus mampu dengan teknologi yang berkaitan dengan mekanisasi. Jangan terus dibayang-bayangi dengan harga bahan pokok yang mahal. Kita harus bermimpi bahwa Indonesia ekspor pangan," kata Sandi.
Debat kelima Pemilu Presiden 2019 merupakan debat pamungkas sekaligus akan menutup seluruh rangkaian debat yang telah dimulai sejak Januari 2019.
Berbagai tema yang diangkat dalam debat terakhir ini adalah ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri.
Sebagaimana diketahui, Pemilu Presiden 2019 yang akan diselenggarakan pada 17 April diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Baca juga: Jokowi bakal genjot pemasaran produk pertanian ke "e-commerce"'
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019