Jimbaran, Bali (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai bertumbuhnya ekonomi nasional dalam lima tahun ini belum mengurangi kemiskinan dan pengangguran, sehingga perlu dicari solusi dari beberapa aspek strategi pembangunan ekonomi nasional. "Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia menguat dalam lima tahun terakhir, kemiskinan, kesenjangan pendapatan dan pengangguran masih menjadi tantangan besar," kata Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, saat membuka Seminar Internasional `Stabilitas Makroekonomi untuk Pertumbuhan Tinggi dan Tenaga Kerja" di Jimbaran, Bali Kamis. Menurutnya, meski perkiraan IMF menyebutkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik sebesar 8,5 persen pada tahun ini, namun globalisasi telah menciptakan kesenjangan pada negara-negara berkembang, yang mendorong mereka menerapkan kebijakan yang berbeda dalam mencapai stabilitas makroekonomi. Burhanuddin mengatakan masalah kemiskinan memang tidak berhubungan langsung dengan kebijakan moneter, namun persoalan kesinambungan pendapatan dapat terkait dengan stabilitas makroekonomi yang menjadi tugas dari bank sentral sebuah negara. Kebijakan moneter, lanjutnya, bisa berperan langsung dalam upaya meningkatkan sektor sosial dengan serius menjaga stabilitas harga. "Kesenjangan pada sejumlah negara berkembang bisa dikurangi dengan perdagangan terbuka. Ini mendukung mandat menjaga stabilitas harga oleh bank sentral. Perlu untuk menjaga tingkat inflasi tidak terlalu jauh dengan negara mitra dagang," katanya. Menurutnya, Bank Sentral memiliki fungsi dan tugas untuk memperkuat tingkat daya saing ekonomi masing-masing negaranya, antara lain dengan jalan melakukan identifikasi dan menilai sektor produksi yang bisa bersaing dengan negara lain. "Dengan identifikasi ini bank sentral bisa mengoptimalkan sumber dayanya untuk menaikkan pertumbuhan sektor itu dan memperkuat daya saing," katanya. Di Indonesia, Burhanuddin menilai sumber daya alam yang besar bisa menjadi sektor utama yang bisa menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar. Seminar ini dihadiri 26 negara peserta,antara lain Brazil, Jerman,Polandia, Ceko, India, Iran, Singapura, Arab Saudi, Kroasia dan Turki. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007