Normalnya, Palembang-Lubuklinggau pakai mobil menghabiskan 6-8 jam, kalau lewat tol saya pikir mungkin bisa empat jamPalembang (ANTARA) - Jalan tol yang rencananya menghubungkan Palembang-Muara Enim-Lubuklinggau sepanjang 255,5 kilometer berpotensi menjadi pilihan utama masyarakat jika sudah tersambung secara keseluruhan.
Salah seorang sopir travel antarkota Deri di Lubuklinggau, Sabtu, mengatakan jalan tol itu bisa mempersingkat perjalanan dari Kota Lubuklinggau ke Kota Palembang.
"Normalnya, Palembang-Lubuklinggau pakai mobil menghabiskan 6-8 jam, kalau lewat tol saya pikir mungkin bisa empat jam," ujar Deri saat dihubungi lewat telepon.
Menurutnya, ada dua alternatif transportasi dari Kota Lubuklinggau ke Palembang selain menggunakan kendaraan pribadi, yakni kereta api dan pesawat terbang.
Namun, kereta api membutuhkan waktu delapan jam dari Stasiun Lubuklinggau menuju Stasiun Kertapati Palembang dengan dua jadwal keberangkatan dua arah yakni pagi dan malam dan jumlah penumpang kereta juga terbatas.
Sedangkan, perjalanan menggunakan pesawat terbang dari Bandara Silampari Lubuklinggau masih terbatas jadwal perjalanan dan maskapainya, selain juga harga tiket pesawat yang masih cukup mahal.
"Masyarakat jadi cenderung naik mobil travel, karena jadwal keberangkatan setiap hari dari pagi, sore sampai malam dan tarifnya masih terjangkau, sekitar Rp130.000-Rp170.000," jelas Deri.
Ia memperkirakan setiap hari ada puluhan jadwal perjalanan mobil travel yang mengantarkan penumpang ke Sekayu dan Palembang dan jumlah tersebut belum termasuk dari arah Palembang.
Apalagi, Kota Lubuklinggau dikenal sebagai daerah transit perjalanan dari Provinsi Jambi dan Bengkulu, sehingga penyedia jasa perjalanan cukup banyak jumlahnya.
Mengenai kemungkinan perubahan ongkos travel Deri harus melihat terlebih dahulu tarif masuk tol tersebut, ia hanya menyebut tarif batas maksimal mobil travel yang bisa dijangkau sebesar Rp250.000
Sementara salah seorang warga Lubuklinggau yang kuliah di Palembang, Febby Prescilia Hilman, menyambut baik rencana pembangunan Jalan Tol Palembang-Muara Enim-Lubuklinggau karena akan terasa lebih nyaman.
"Saya hampir tiga kali dalam sebulan bolak-balik Lubuklinggau-Sekayu-Palembang, walaupun relatif aman tapi kondisi jalannya masih banyak berlubang dan macet di beberapa titik, saya pikir memang saat ini Sumsel butuh jalan tol," jelas Feby.
Feby berharap jika jalan tol tersebut selesai dibangun, maka tarif masuknya bisa dijangkau masyarakat karena ia meyakini banyak kendaraan akan beralih ke jalan tol.
Sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya, dan Gubernur Sumsel Herman Deru menandatangani perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) ruas Indralaya-Muara Enim dan Muara Enim-Lubuk Linggau di Kabupaten Muara Enim pada Selasa (9/4/2019).
Pembangunan dua ruas tersebut bagian dari Tol Simpang Indralaya-Muara Enim-Lubuklinggau-Bengkulu, pengerjaan diserahkan pada PT Hutama Karya (Persero) dan ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2022.
Panjang dua seksi ruas tol tersebut yakni Muara Enim-Lubuk Linggau sepanjang 114,5 km dan Muara Enim-Simpang Indralaya 119 km, sementara seksi Palemban-Indralaya sepanjang 22 km sudah selesai dibangun.
Baca juga: Ruas tol Terbanggi Besar-Palembang diharapkan fungsional mudik 2019
Baca juga: Proyek Tol Palembang-Bengkulu ditargetkan mulai 2019
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019