New York (ANTARA News) - Sidang Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Selasa langsung dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda dan menghasilkan Pernyataan Presiden DK-PBB yang menegaskan kembali tekad Dewan untuk membangun kerjasama dengan organisasi-organisasi kawasan dalam upaya menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Sidang yang membahas tema utama soal peranan organisasi kawasan terhadap perdamaian dan keamanan internasional itu berlangsung di Markas Besar PBB, New York, dengan menghadirkan menteri dan duta besar dari 39 negara --termasuk 15 negara anggota Dewan Keamanan-- sebagai pembicara. Menlu Hassan yang mewakili Indonesia sebagai Presiden Dewan Keamanan untuk bulan November membacakan pernyataan yang menegaskan bahwa tugas Dewan Keamanan adalah menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Ia menyebutkan pengakuan DK tentang pentingnya peranan organisasi kawasan dalam hal pencegahan, manajemen dan pemecahan konflik di suatu wilayah kawasan. "Dewan Keamanan mengaku bahwa organisasi kawasan dan sub-kawasan berada pada posisi yang baik untuk mengetahui akar masalah berbagai konflik serta tantangan keamanan lainnya yang ada di dekat wilayahnya dan untuk mengupayakan pencegahan atau penyelesaian masalah berdasarkan pengetahuan mereka tentang kawasannya," kata Hassan. Dewan Keamanan juga menyatakan kembali tekadnya untuk melakukan berbagai langkah guna membangun kerja sama yang erat antara PBB dan organisasi-organisasi di kawasan dan sub-kawasan dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Usai mengatur jalannya sidang sepanjang pagi hingga petang, delegasi Indonesia menjadi negara terakhir yang menyampaikan pandangannya tentang kontribusi kawasan terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Tentang itu, Hassan Wirajuda merujuk kepada dukungan Indonesia yang diberikan terhadap organisasi kawasan, yaitu dengan menjadi salah satu pendiri perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada 1967. Sebagai pendiri ASEAN, ujarnya, Indonesia secara konsisten memajukan kerjasama di kawasan dan antar-kawasan, seperti Asia Tenggara dengan Pasifik Barat Daya serta kerjasama Asia dengan Afrika. Ia juga menyampaikan bahwa berbagai tantangan berkaitan dengan dampak negatif globalisasi dan ancaman-ancaman baru di bidang keamanan manusia, ASEAN telah berubah dari perhimpunan negara yang agak longgar menjadi Komunitas ASEAN yang memiliki tiga pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN serta Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN. Pencapaian Komunitas Keamanan ASEAN, kata Hassan, akan meningkatkan kemampuan organisasi kawasan itu dalam mencegah dan memecahkan konflik serta membangun perdamaian pasca konflik. "(Komunitas ini) akan mewariskan `pembangunan politik` berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia dan tata pemerintahan yang baik," kata Menlu. Berkaitan dengan itu, Hassan mengungkapkan bahwa Piagam ASEAN --yang akan membuat ASEAN menjadi organisasi yang berjalan berdasarkan aturan-- diharapkan sudah akan ditandatangani dalam waktu dua minggu ke depan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007