Tangerang (ANTARA News) - Dua orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang selama ini bekerja di Kurdistan, Irak, telah tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (7/11) sekitar pukul 16.05 WIB setelah berhasil diselamatkan oleh LSM Migrant Care. Dua TKI itu, Ellly Anita dan Darmiati Jaba, terbang dari daerah konflik di Irak menggunakan pesawat Emirates, nomor penerbangan EK-345 ETA, dalam kondisi yang nampak lemah setelah mengakui mendapatkan tekanan selama bekerja di Irak. "Awalnya saya kerja di Dubai, karena mendapatkan ancaman dari majikan, saya melarikan diri dan mendapatkan kerja di daerah Mosul, Kurdistan, Irak," kata Elly Anita, dengan logat Jawanya yang masih kental itu. Menurut Anita, sebelum berangkat ke Dubai, dirinya sudah mendapat masalah mulai dari adanya perbedaan antara nomor visa dengan nomor paspor yang dibawa, sehingga perjalanan wanita asal Dusun Tirtoasri, Desa Andongsari, Kec. Ambulu Jember, Jatim itu menjadi terhambat. Dia menyatakan, selama bekerja di Dubai, majikannya selalu mengancam akan memperkosa bahkan sampai dipukuli majikannya lebih dari 10 kali dalam sehari. Ia pernah nekad mencoba bunuh diri dengan cara terjun dari lantai dua tempatnya bekerja, namun petugas keamanan berhasil mencegahnya. Hingga akhirnya, dia dapat melarikan diri dari tempat kerjanya dan tidur di jalanan selama tiga hari, sebelum mendapatkan pekerjaan baru di Irak melalui agen perusahaan penyaluran tenaga kerja Nashwan Labour Agency. Selama di Irak, wanita yang pernah bekerja di Hongkong, Malaysia, dan Bahrain itu sempat merasakan ketakutan yang luar biasa. Pasalnya sering terjadi kontak senjata dan ledakan bom yang tidak jauh dari tempat kerjanya. Menurut Anita, saat ini terdapat sekitar 50-an TKI termasuk Anita dan Darmiati, yang bekerja di daerah yang sedang bergejolak tersebut, namun hingga saat ini belum diketahui kondisi dan nasibnya. Selain terperangkap di wilayah konflik bersenjata, dirinya pun mendapatkan perlakuan kasar dari majikan tempat bekerja di Irak. Darmiati juga mengaku, sebelum meninggalkan Irak, sempat pula mendapatkan perlakuan kasar dari majikannya yang bernama Mahmud Abdul Jabar Mustofa.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007