Jakarta (ANTARA News) - Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Jhoachim Von Amsberg mengatakan, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2008 akan meningkat menjadi 6,4 persen dari pertumbuhan ekonomi tahun 2007 yang diperkirakan mencapai 6,3 persen meski terjadi kenaikan harga minyak. "Proyeksi makro ekonomi Indonesia stabil dan positif," katanya dalam acara seminar ekonomi tahunan Standart Chartered Bank bertema "Indonesia tahun 2008: tahun meningkatnya optimisme" di Jakarta, Rabu. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi 2008 akan ditopang oleh pertumbuhan investasi yang diperkirakan meningkat menjadi 10,6 persen dibandingkan investasi 2007 yang diperkirakan mencapai 7,7 persen. Sedangkan untuk inflasi pihaknya memperkirakan akan turun menjadi 6,0 persen dibandingkan tahun 2007 yang diperkirakan mencapai 6,5 persen. Menurut dia, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia salah satunya didorong oleh ekspor komoditas seperti perkebunan, pertambangan, mineral, minyak dan gas yang semakin menguat dibandingkan ekspor manufaktur. Hal ini ditunjukan Data Bank Dunia dimana sebelum tahun 2000 ekspor dari sektor manufaktur mencapai lebih dari 60 persen dibandingkan lainnya, namun sejak 2000-2006 ekspor sektor ini sekitar 20 persen, kalah dari sektor perkebunan (agricultur) yang mencapai lebih dari 20 persen, begitu pula pertambangan. Ia menambahkan peningkatan harga minyak dunia telah membuat harga komoditas juga turut meningkat dan hal ini cocok dengan Indonesia yang memiliki banyak komoditas baik perkebunan mapupun pertambangan. Namun demikian ia mengingatkan, Indonesia bisa saja menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut dalam lingkungan internasional yang baik dan kenaikan harga komoditas, namun hal itu masih sangat rapuh dan rentan terhadap penurunan ekonomi global. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007