Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta seluruh kalangan tidak cemas berlebihan dalam menyikapi arah reformasi terkait dengan adanya berbagai perubahan besar di negeri ini.
"Karakter atau sifat bangsa yang sedang mengalami perubahan biasanya gamang, cermas, dan mengalami disorientasi soal arah pembangunan dan nasib reformasi," kata Presiden dalam pidato saat meresmikan Pembukaan Munas XIII Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) dan Persatuan Istri Purnawirawan (Perip) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
Menurut Presiden, tidak boleh terlalu cemas dan gamang terhadap apa yang sedang dilakukan bangsa ini.
"Was-was boleh, waspada harus, khawatir kalau ini salah arah juga wajar. Tetapi kalau kita terlalu cemas dan tidak mempercayai semua yang sedang mengemban amanah di negeri ini, tentu saja hal itu tidak baik," ujar Kepala Negara.
Menurut dia, para pengelola kehidupan berbangsa dan bernegara sangat mencintai dan sangat setia terhadap sang merah putih.
"Kami juga mempertaruhkan jiwa dan raga dalam banyak kesempatan untuk sang merah putih," katanya.
Kepala Negara menambahkan, memahami bahwa setiap generasi memiliki tantangan yang khas, memiliki peran sejarah tersendiri, yang bisa berbeda antara satu generasi dengan generasi sebelumnya.
Presiden menjelaskan, ada generasi tahun 1908, ketika Indonesia yang sangat majemuk, memiliki rasa kebangsaan ingin bangkit.
Generasi berikutnya yang berjuang merebut kemerdekaan, dilanjutkan dengan generasi yang bertanggung jawab mengisi kemerdekaan tersebut.
"Semua era dan generasi memiliki tantangan masing-masing. Saat ini masa reformasi, keinginan mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara tentu tidak perlu diragukan," kata Presiden.
Kepala Negara menggambarkan, pada masa reformasi Indonesia dihadapkan pada perubahan besar sejak 1998 menyusul krisis ekonomi, krisis nasional, bersamaan pula dengan pergantian tampuk kepemimpinan.
"Krisis yang dahsyat itu berhasil kita lewati, karena arah dan agenda reformasi ditetapkan sendiri oleh bangsa Indonesia, bukan negara lain. Kalau semua sepakat, kita kelola dengan bangsa dan negara ini dengan baik, Insya Allah tidak akan salah apa yang dilakukan bangsa yang besar ini," kata Presiden.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007