Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia masih membutuhkan energi listrik 35.000 MegaWatt (MW) lagi untuk 2015. "Kalau dilihat dari pertumbuhan konsumsi energi listrik yakni tujuh persen per tahun, estimasi kita untuk 2015 akan dibutuhkan 35.000 mega watt lagi," kata Purnomo, saat menghadiri Simposium Interkoneksi Listrik Antar Negara, di Jakarta, Rabu. Dia mengatakan, dari kebutuhan 35.000 MW tersebut dibutuhkan investasi mencapai Rp350 triliun. Selain itu dibutuhkan infrastruktur berupa jaringan transmisi 26.000 kilometer dan distribusi 390.000 kilometer. Saat ini, menurut dia, kapasitas energi listrik di Indonesia mencapai 29.000 MW, dimana 25.000 MW dihasilkan oleh PT PLN (Persero), dan 4.000 dari `Independent Power Producer` (IPP). Dia mengatakan, Indonesia memang berencana untuk membenahi sistem interkoneksi antara daerah maupun antar pulau. Dan cita-cita awal adalah menyelesaikan crash program 10.000 MW, baik oleh IPP maupun pemerintah sendiri. "Tapi dari 10.000 MW sudah dibangun 4.000 MW. Jadi tinggal 6.000 MW yang bisa diselesaikan oleh IPP," katanya. Dia mengatakan, dalam jangka pendek dengan pemenuhan crash program, coal program, dan dari IPP, total kapasitasnya mencapai 45 000 MW. Untuk pembiayaannya sendiri, menurut dia, tidak mungkin ditanggung oleh pemerintah sendiri. Oleh karena itu, pembiayaannya selain dari APBN diharapkan adanya investasi dari PLN dan swasta. Selain itu, dia mengatakan, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi hingga delapan persen, diperlukan kerja keras dengan sistem dan regulasi yang cukup baik. "Pemerintah telah berusaha sekuat mungkin dan kami berharap 10.000 MW bisa selesai 2009 atau 2010," katanya. Menurut Purnomo, target 2009 mungkin bisa terlambat hingga 2010. Ada beberapa alasan hingga penyelesaian crash program bisa terlambat, tetapi hal tersebut wajar karena itu merupakan proyek besar. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007