Jakarta (ANTARA News) - Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan penerimaan minyak dan gas (migas) pada tahun 2007 akan mencapai lebih dari Rp180 triliun. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro kepada ANTARA News di Jakarta, Rabu mengatakan, angka sementara penerimaan itu lebih tinggi dari sasaran yang ditetapkan sebesar Rp150 triliun. "Kenaikan harga minyak sekarang ini memberi dampak kenaikan penerimaan negara," katanya. Menurut dia, pada tahun 2007, tingkat produksi minyak dan kondensat memang hanya 96 persen dari target APBN, namun dari sisi harga telah mencapai 115 persen di atas target, sehingga secara rata-rata, pencapaiannya, tetap 100 persen. Ia mengatakan, sejak tahun 2000, penerimaan migas selalu lebih tinggi dari sasaran yang ditetapkan. Di sisi lain, lanjut Purnomo, akibat kenaikan harga minyak, nilai subsidi 2007 diperkirakan membengkak Rp90 triliun atau jauh di atas sasaran yang hanya Rp62 triliun. Padahal, pada 2006, realisasi subsidi bisa lebih rendah dari sasaran yang ditetapkan. Tahun lalu, realisasi subsidi hanya Rp60 triliun, sementara sasaran yang ditetapkan Rp64 triliun. Harga minyak mentah dunia mencatat rekor tertinggi baru di perdagangan Asia, Rabu. Minyak mentah jenis "light sweet" pengiriman Desember di kontrak utama New York, naik 75 sen ke posisi 97,45 dolar AS per barel. Sedang, minyak jenis Brent North Sea naik 60 sen menjadi 93,86 dolar AS per barel. Sementara, asumsi harga minyak Indonesia dalam APBN Perubahan 2007 ditetapkan hanya 60 dolar per barel. Purnomo memperkirakan, harga minyak Indonesia sepanjang tahun 2007 akan berkisar 71-73 dolar AS per barel. "Paling tinggi 73 dolar AS per barel," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007