"Apabila ekspor rotan mentah diperbolehkan akan membuat Negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Malaysia serta lainnya membuka industri yang bahan bakunya hanya ada dari Indonesia," kata Enggartiasto saat berada di Palangka Raya, Sabtu.
Sekarang, lanjutnya, bagaimana potensi itu bisa kita manfaatkan agar memberikan nilai tambah terhadap petani rotan dan pelaku industri Indonesia. Jadi. ekspor rotan mentah tetap tidak diperbolehkan.
Mengenai melimpahnya rotan di Kalimantan Tengah, Kemendag akan berupaya memfasilitasi dengan pelaku industri yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah dan lainnya.
Enggartiasto mengaku baru-baru ini bertemu pelaku industri berbahan rotan di Cirebon. Dalam pertemuan itu, para pelaku industri di sana mengeluhkan kurangnya bahan mentah rotan.
"Kesulitan itu juga dikarenakan adanya gempa di Sulawesi Tengah yang salah satu penyuplai rotan mentah. Tapi, nanti kami akan memfasilitasi petani rotan Kalteng dengan pelaku industri di daerah lain, khususnya Cirebon," katanya.
Mendag mengatakan pihaknya sebenarnya telah menunjuk PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk menyerap rotan milik petani. Hanya, sampai sekarang ini perannya tidak maksimal.
Sedangkan terkait adanya dugaan penyelundupan rotan mentah dari Kalteng melalui Kalimantan Barat yang dikirim ke Malaysia, dirinya menegaskan bukan alasan untuk membuka kembali ekspor.
"Yang harus dilakukan terhadap penyelundupan tersebut adalah dengan melakukan penangkapan, bukan membuka 'keran' ekspor," demikian Enggartiasto.
Kedatangan Mendag RI ke Kota Palangka Raya dalam rangka memantau kondisi dan perkembangan bahan pokok jelang ramadhan. Di mana dirinya melakukan kunjungan ke Pasar Besar Kota Palangka Raya.
Baca juga: Amkri minta kepastian bahan baku untuk dongkrak ekspor produk rotan
Baca juga: Menhut dukung larangan ekspor rotan
Pewarta: Kasriadi/Jaya W Manurung
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019