Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore cenderung stabil, karena antara beli dan jual agak seimbang, akibat sikap pelaku pasar yang hati-hati untuk memasuki pasar. Nilai tukar rupiah pada sore ini mencapai Rp9.118/9.120 per dolar AS (hari sebelumnya Rp9.117/9.178 per dolar AS). Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga mengatakan, pelaku pasar agak khawatir memasuki pasar untuk membeli rupiah, setelah melihat harga minyak mentah dunia kembali menguat hingga di atas level 97,8 dolar AS per barel. Pelaku pasar yang sempat membeli rupiah pada sesi pagi dalam perdagangan berikutnya secara perlahan-lahan kembali melepas mata uang lokal dan cenderung membeli dolar AS, katanya. Namun aksi lepas rupiah, menurut dia relatif tidak besar sehingga kedua mata uang itu cenderung dalam posisi yang stabil, katanya. Ia mengatakan, pasar semula didominasi aksi beli rupiah, namun kenaikan harga minyak mentah dunia menahan aksi beli itu berlanjut bahkan pelaku cenderung melepasnya. Meski demikian pada penutupan perdagangan itu, rupiah cenderung stabil terhadap dolar AS, ucapnya. Rupiah, menurut dia, masih berpeluang untuk naik lagi pada hari berikutnya, karena ada indikasi bank sentral AS (The Fed) akan kembali menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi AS cenderung melambat yang mendorong The Fed untuk segera menurunkan suku bunganya lagi. Apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin, rupiah diperkirakan mendapat sentimen positif pasar, katanya. Rupiah, lanjut dia, kemungkinan akan menguat hingga mencapai level Rp9.000 per dolar AS, apalagi dolar AS di pasar regional terus melemah terhadap mata uang utama dunia lainnya. Sementara itu, euro menguat tajam terhadap dolar AS, karena pelaku asing melihat China yang akan mendiversifikasikan dana cadangan untuk membeli euro. Euro terhadap dolar AS naik tajam mencapai 1.4666 atau menguat sebesar 0,7 persen. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007