Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi meski harga minyak dunia telah melonjak sangat tinggi. "Tidak ada opsi itu, karena kita cari yang lain, yang cespleng. Paling tidak bisa mengurangi dampak tanpa harus menimbulkan masalah pada masyarakat luas," kata Presiden di Istana Negara Jakarta, Rabu. Menurut Presiden, pemerintah saat ini sedang melakukan kajian untuk mencari opsi-opsi yang tepat mengatasi kenaikan harga minyak dunia, terutama untuk mengamankan APBN. "Sekarang saya, Wapres semuanya menyiapkan opsi-opsi yang harus kita lakukan, agar semua aman utamanya APBN," katanya. Opsi-opsi yang sedang disiapkan, lanjut Presiden diharapkan dapat menemukan solusi untuk mencegah guncangan ekonomi nasional. "Pada saatnya kalau begini terus dan harga minyak lebih tinggi lagi akan ada yang kita lakukan secara signifikan dan akan saya jelaskan kepada publik," katanya. Presiden mengatakan hal ini saat melewati kumpulan wartawan usai melantik Kepala Staf Angkatan Laut baru di Istana Negara. Presiden sempat menanyakan kepada wartawan ada isu apa yang aktuil. Harga minyak dunia terus melonjak beberapa waktu ini hingga menyentuh level 96 dolar AS per barel. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan subsidi BBM di APBN 2007 diperkirakan melonjak menjadi Rp91 triliun dari Rp55,6 triliun. Sementara subsidi listrik juga membengkak menjadi sekitar Rp50 triliun dari sebelumnya Rp32,44 triliun. Menko Perekonomian Boediono menolak menjelaskan dampak kenaikan subsidi harga BBM itu terhadap jumlah defisit APBN 2007 yang ditetapkan sebesar 1,6 persen atau Rp61,9 triliun. "Kalau soal APBN tanya Menkeu, jangan saya ya," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007