Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara Riset dan Teknologi berharap agar piranti lunak produk Indonesia, dapat merambah ke negara anggota ASEAN yang sekaligus untuk menekan praktik pemakaian piranti lunak bajakan.
"ASEAN Open Source juga sudah diusulkan dalam pertemuan menteri-menteri anggota ASEAN," kata Deputi Menteri Negara Bidang Dinamika Masyarakat Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Carunia Mulya Firdausy, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, posisi Indonesia dalam piranti lunak tersebut, sebagai pionir yang nantinya dapat dijadikan program alternatif oleh para pengguna komputer di Asia Tenggara, di samping piranti lunak yang namanya sudah terkenal, seperti, Microsoft.
Saat ini, kata dia, negara-negara ASEAN sendiri sudah memiliki komitmen terkait dalam bidang teknologi informasi, antara lain, memfokuskan pada pengembangan piranti lunak
Open Source.
"Kemudian fokus pada pengembangan ilmu teknologi di ASEAN, termasuk dalam manajemen penanganan bencana," katanya.
Ia mengatakan, bagi negara-negara, seperti, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Laos dan Philipina, pada umumnya belum banyak mengetahui akan piranti lunak tersebut.
Berbeda halnya dengan negara Malaysia, Singapura dan Thailand, yang sudah mengetahui akan program itu, namun mereka belum mengetahui implementasinya.
"Untuk Singapura berkaitan dengan ekonomi lebih, hingga bisa menggunakan piranti lain dibandingkan
Open Source," katanya.
Ia mengatakan, beredarnya program
Open Source itu akan dapat menekan pemakaian piranti lunak bajakan, karena di seluruh negara ASEAN sudah tidak asing dengan penggunaan barang bajakan itu.
Ia mencontohkan di Indonesia pada 2004, pengguna program bajakan mencapai 88 persen kemudian pada 2007 sekitar 83 persen.
"Penurunan pemakai program bajakan itu, terkait mereka sudah mulai menggunakan teknologi komputer
Open Source," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007