Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak agar berperilaku hormat pada senior dan sesepuh, terutama yang sedang mengemban tugas. Demikian pidato Presiden Yudhoyono saat pembukaan Munas XIII Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) dan Persatuan Istri Purnawirawan (Perip) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu. "Kembangkan sikap saling hormat-menghormati pada senior dan sesepuh. Sebaliknya, para pendahulu juga menghormati yang sedang menjalankan tugas kepemimpinan," kata Kepala Negara. Pada kesempatan itu, di depan sekitar 250 purnawirawan TNI/Polri, Presiden menyebutkan setidaknya ada sembilan cara Pepabri dan Perip untuk terus mendharmabaktikan diri pada bangsa dan negara. Sikap saling hormat menghormati merupakan poin keenam, selain itu poin lainnya antara lain Pepabri dan Perip terus ikut membangun bangsa, menjadi benteng tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ketiga, ikut memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Tanggapan Try Sutrisno Mantan Wapres Try Sutrisno yang juga hadir dalam acara itu langsung memberi tanggapan soal ajakan Presiden agar diwujudkan saling menghormati. Try Sutrisno sendiri diketahui merupakan bagian dari "Komite Bangkit Indonesia" yang terdiri atas sejumlah petinggi partai, tokoh nasional, dan pemuka agama, yang bertujuan memberi masukan kepada pemerintahan. "Saya sama sekali tidak merasa tersindir kok atas pidato Presiden itu. Sebagai Kepala Negara, Presiden wajib mengimbau dan memperingatkan semua kalangan agar berpikir jernih dan bersikap wajar, terutama pada pemerintahan," kata Try. Tapi, kita sebagai purnawirawan juga tidak ada perasaan mengganggu siapapun, jadi kita terpanggil untuk tetap berpartisipasi dalam membangun bangsa dan negara. "Sesuai anjuran Presiden juga, supaya sisa dari umur kita ini kita masih tetap bisa partisipasi yang baik, dalam alam demokrasi, tentunya kita harus mengerti gaya demokrasi orang Indonesia," katanya. Yang ada justru kita meneriakkan supaya bangsa ini bersatu padu. "Kalau saudara tadi menyinggung soal Komite Bangkit Indonesia, justru dalam pidato saya waku itu saya buka dengan rasa kebahagiaan dan kebangsaan, karena hadir adalah lintas partai, ada Pak Amien, Taufiq Kiemas, dan lain-lain," tandasnya. Semuanya itu (Komite Indonesia Bangkit) merupakan orang-orang yang terpanggil. "Temanya saja bangkit, apa saudara mau tidur," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007