Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan selama tahun 2007 wilayahnya dikunjungi 14,5 juta wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Tahun ini kunjungan wisatawan mancanegara ditargetkan 1,5 juta orang dan wisatawan domestik 13 juta orang," kata Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Yusuf Effendi Pohan, sebelum acara pembukaan "Jakarta Tourism Summit 2007" di Jakarta, Rabu.
Sementara pada 2006, menurut Yusuf, jumlah pelancong yang mengunjungi ibukota sebanyak 13,768 juta orang, terdiri atas 1,268 juta wisatawan mancanegara dan 12,5 juta wisatawan domestik.
Yusuf menjelaskan sektor pariwisata memberikan sumbangan bermakna bagi peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Penghasilan Pemerintah DKI Jakarta dari sektor pariwisata, menurut dia, mencapai Rp1,72 triliun pada 2006 yang terdiri atas Rp473 miliar dari pajak hotel, Rp427 dari pajak restoran dan Rp168 miliar dari pajak tempat hiburan.
"Tetapi penghasilan yang didapat dari wisatawan sulit dipilah," katanya.
Meski tidak bisa menyebutkan jumlah pastinya, namun Yusuf juga menyatakan bahwa devisa yang masuk dari sektor pariwisata juga cukup besar.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah daerah secara aktif memromosikan destinasi wisata di ibukota dan mengalokasikan dana cukup besar yakni Rp15 miliar sampai Rp20 miliar per tahun untuk promosi wisata.
Menurut dia, pihaknya juga menjadikan kegiatan "Jakarta Tourism Summit 2007" yang digelar pada 6-9 November 2007 dan diikuti kota-kota kembar (sister city) Jakarta, seperti Bangkok (Thailand), Beijing (China), Berlin (Jerman), Istanbul (Turki), Los Angeles (AS), Rotterdam (Belanda), Seoul (Korea Selatan ), New South Wales (Australia) dam Tokyo (Jepang) itu sebagai salah satu ajang promosi wisata.
"Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk tukar menukar informasi dan pengalaman mengenai pengembangan pariwisata dengan para pakar dan perwakilan dari negara lain," ujarnya.
Lima destinasi
Lebih lanjut dia menjelaskan, DKI Jakarta menawarkan lima destinasi utama, yakni belanja, kuliner, wisata bahari dan Kepulauan Seribu, hiburan (pub, karaoke, dan fasilitas golf), serta fasilitas pertemuan, konvensi dan pameran (Meeting, Incentive, Covention, and Exhibition/MICE).
"Dalam hal ini kontribusi MICE cukup besar, karena itu pemerintah berusaha terus mendorong pertumbuhannya, antara lain dengan mendukung penyelenggaraan acara-acara besar di Jakarta," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa selain memerbaiki infrastruktur yang terkait dengan kepariwisataan, pemerintah Jakarta juga mengajak sektor swasta untuk duduk bersama guna membuat rencana dan strategi pengembangan wisata yang lebih baik.
Berkenaan dengan hal itu mantan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Joop Ave mengatakan keterlibatan publik dan swasta dalam pengembangan pariwisata memang mutlak diperlukan.
"Pemerintah mesti duduk bersama dengan swasta dan publik untuk menginventarisasi apa saja yang dibutuhkan dan harus dilakukan untuk mengembangkan pariwisata di ibukota ini," kata Jop Ave.
Masyarakat pun mesti berperan dengan meningkatkan toleransi dan bersikap disiplin serta ramah.
"Karena sebenarnya hal yang paling menarik dari suatu daerah wisata adalah melihat orang-orang dengan karakter khasnya," demikian Joop Ave. (*)
Copyright © ANTARA 2007