"Tapi hati-hati, cita-cita bangsa tidak akan pernah terwujud walaupun kita berikhtiar namun ikhtiarnya salah dan tidak maksimal," katanya, di hadapan sekitar 900 lebih masyarakat kota Balikpapan, Jumat, demikian siaran pers yang diterima Antara.
Mahyudin dalam kesempatan tersebut menghadiri acara 'Temu Tokoh Nasional bersama Wakil Ketua MPR RI Mahyudin' bertema 'Peran Pengusaha wanita dan UMKM Dalam Pembangunan Ekonomi Bangsa Untuk Penguatan NKRI', kerjasama MPR dengan IWAPI Kota Balikpapan, di Gedung Kesenian, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Mahyudin, mengatakan agar ikhtiar bangsa dapat berhasil maka demokrasi Indonesia butuh beberapa syarat. Pertama, demokrasi yang baik yang tidak menyebabkan biaya tinggi. Kedua, demokrasi harus menghindari potensi-potensi perpecahan.
Sementara itu, terkait pesta demokrasi 2019 ini Mahyudin agak khawatir karena muncul kampanye-kampanye rendahan seperti fitnah memfitnah, sebar-sebar kabar hoaks, bukan adu gagasan, adu ide.
Padahal kampanye yang cerdas dan mencerdaskan yang sangat dibutuhkan rakyat, seperti adu ide tentang akses investasi dan berusaha atau berbisnis yang memudahkan serta tidak mempersulit sehingga akan berdampak luas buat rakyat yakni meningkatkan daya beli dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan.
"Itulah kampanye cerdas yang semestinya menjadi jualan para tim kampanye," katanya
Tapi, ditegaskan Mahyudin jika tim-tim kampanye tetap saja melakukan kampanye tidak cerdas, maka rakyat yang harus menunjukkan kecerdasan dalam berdemokrasi dengan berpartisipasi aktif dalam pemilu serta memilih sesuai hati nurani yang dianggap mampu membawa bangsa ini menuju cita-cita bersama, tidak tergiur politik uang atau money politic, tidak terbawa hoaks dan fitnah.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019